Oknum Terus Putar Otak Edarkan Daging Ilegal, Warga Diimbau Tetap Waspada
Masih berdasarkan hasil temuan belum lama ini kata Iqbal, harga daging Alana ini memang cukup menggiurkan.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Jelang hari-hari besar-besar keagamaan, peredaran daging alana atau daging sapi impor ilegal asal India masih kerap ditemui di sejumlah daerah di Kaltara, termasuk di Kabupaten Bulungan.
Oleh karena itu, jelang hari Raya Idul Adha mendatang, instansi terkait terus menyiapkan langkah untuk mengantisipasi masuknya daging Alana tersebut.
Disebut ilegal, kata M Iqbal, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Senin (15/8/2016), karena selain tidak memiliki dokumen impor yang sah, daging-daging ini juga tidak memiliki jaminan kesehatan dari Kementerian Kesehatan ataupun BPOM.
Dengan tidak adanya jaminan kesehatan ini, belum bisa dipastikan apakah sapi-sapi tersebut sudah bebas dari penyakit kuku dan mulut.
(Baca juga: Kementerian Targetkan 10 Ribu Rumah Warga Akan Direhab)
Berdasarkan pengamatan, kata M Iqbal, membendung masuknya daging alana memang cukup sulit.
Selain karena memang masih banyak “jalur-jalur tikus” yang bisa dimanfaatkan, juga ada oknum-oknum di daerah yang memang diuntungkan dengan adanya daging Alana tersebut.
Mulai pahamnya warga akan bahaya mengonsumsi daging Alana ini, tidak membuat oknum-oknum tak bertanggungjawab ini patah arang.
Mereka pun terus memutar otak dengan dengan mengubah modus peredarannya.
Agar tidak mencurigakan, daging Alana ini tidak dijual segar tapi sudah dalam bentuk-bentuk produk makanan jadi.
“Dijual ke pedagang-pedagang makanan begitu. Rawon dan lain-lain,” katanya.
Masih berdasarkan hasil temuan belum lama ini kata Iqbal, harga daging Alana ini memang cukup menggiurkan.
Daging Alana ini sudah bisa didapat dengan harga Rp 70 ribu saja per kg, jauh dari harga daging sapi normal yang mencapai Rp 140 ribu per kg-nya.
“Harganya itu cuma Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu di pasaran,” katanya.