Perbatasan

Jenderal Ini Makan Singkong Bersama Prajurit dan Menginap di Pos Perbatasan

“Ini bagian tugas pimpinan. Kekuatan saya adalah prajurit. Agar saya mengerti apa kesulitan prajurit, saya bertanya langsung mereka,"

(TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA)
Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing (kiri) sarapan pagi bersama staf dan prajurit di pos pemantauan perbatasaan Indonesia - Malaysia di Desa Long Bulan, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (24/8/2015) pagi. (TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA) 

“Ini bagian tugas pimpinan. Kekuatan saya adalah prajurit. Agar saya mengerti apa kesulitan prajurit, saya bertanya langsung mereka, saya harus tidur dengan mereka.”
Mayjen TNI Johny L Tobing, Pangdan VI/Mulawarman

TRIBUNKALTIM.CO - Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing berserta staf menginap bersama prajurit TNI pengawal perbatasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Malaysia, pekan lalu.

Tidak ada perbedaan dengan anggota TNI berpangkat kopral, mereka sama-sama tidur di barak, makan menu yang sama termasuk singkong dan ubi bakar.

“Mengapa saya berkunjung dan menginap di pos perbatasan? Ini bagian tugas pimpinan. Kekuatan saya adalah prajurit. Tanpa mereka, saya tidak bisa apa-apa. Agar saya mengerti apa kesulitan mereka, saya bertanya langsung mereka, saya harus tidur dengan mereka,” ujar Mayjen Johny L Tobing sebelum meninggalkan pos pemantauan perbatasaan di Desa Long Bulan, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (24/8) pagi.

Pangdam dan rombongan tiba di Pos Long Bulan, Selasa (23/8/2016) sore, sekitar pukul 16.00 Wita. Bangunan di kawasan pos dominan menggunakan bahan kayu balok. Misalnya teras dan jalan atau lorong yang menghubungkan antarbangunan. Adapun bangunan terbuat dari partisi logam campur kayu, dan atap seng.

Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing (kiri) sarapan pagi berserta staf di pos pemantauan perbatasaan Indonesia - Malaysia di Desa Long Bulan, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (24/8/2015) pagi. (TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA)

BACA JUGA: VIDEO – Pangdam Ini Tolak Tawaran Gubernur dan Pilih Bermalam Bersama Prajurit Perbatasan

Terdapat barak ukuran kira-kira 5 X 30 meter, mushala, gudang, kantor, dapur, petilasan, dan menara pemantau. Saat proses pembangunan pos Long Bulan, November 2013, terjadi musibah di lokasi ini. Helikopter jeni Mi-17, milik TNI AD yang mengangkut bahan bangunan dan tukang terkena musibah dan jatuh, hangus terbakar. Sebanyak 13 orang korban gugur.

Ketika makan malam, Panglima dan para perwira bersantap bersama para prajurit. Menu saat itu adalah ikan kering, mi intan, sayur daun singkong dan kornet yang dibawa rombongan Pangdam hari itu.

“Biasanya, menu kami sehari-hari nasi, ikan asin, dan mi instan,” ujar Komandan Pos Long Bulan, Letnan Dua Infantri Rizal. Logistik mereka dipasok dari Tarakan diankut helikopter sekali dalam sebulan.

Kemudian sarapan pagi, Kamis (24/8/2016), makanan tersedia nasi, ikan asin, mi intan dan sayur bayam yang dipetik dari pekarangan pos. Tersedia pula singkong rebus dan ubi bakar.

“Saya makan singkong dan ubi, supaya merasakan apa yang dirasakan prajurit sehari-hari,” ujar Johny.

Warga Desa Apau Ping, Kecamatan Bahau Hulu, Kabupaten Malinau, Kaltara, menyambut dan makan siang bersama Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing, Selasa (23/8/206). Penduduk Desa ini masih terpencil, namun bersih dan asri, penduduknya pun ramah sehingga dijadikan Pemkab Malinau sebagai desa Wisata sejak 2013. Penduduk setempat umumnya suku Dayak Kenyah Lepok Ke. (TRIBUNKALTIM.CO/DOMU D AMBARITA)

BACA JUGA: Pangdam Mayjen Johny L Tobing Bermalam di Pos Perbatasan Indonesia - Malaysia

Kendatipun makan singkong dan ubi, bukan berarti ia menganjurkan prajurit seterusnya mengonsumsi makanan kurang bergizi.

Agar dapat menjalankan tugas secara baik, ia mengingatkan anggota tentara yang bertugas di perbatasan agar menjaga asupan gizi.

“Jangan sampai terjadi hal buruk, mereka kekurangan gizi. Sehingga ketika kembali ke kesatuannya, mereka kekurnagan gizi. Kalau lokasi terisolir seperti Long Bulan, memang, satu-satunya jalan mengirim logistik pakai heli,” kata Johny.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved