Mancanegara
Dilanda Kekeringan, Mahasiswa Diberi Jatah Air untuk Pakai Toilet
Selain itu mahasiswa yang melebihi penggunaan kuota air yang telah ditentukan, mereka akan dikenakan biaya tambahan.
TRIBUNKALTIM.CO, TIONGKOK - Mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Tiongkok diberi kuota air per bulan yang digunakan untuk kebutuhan kakus.
Selain itu mahasiswa yang melebihi penggunaan kuota air yang telah ditentukan, mereka akan dikenakan biaya tambahan.
Terdapat sebuah kartu elektronik yang telah berisikan data setiap mahasiswa untuk memantau kuota penggunaan.
Caranya, setiap mahasiswa wajib membawa kartu tersebut dan menggesekan kartu pada perangkat yang telah disediakan sebelum menekan tombol penyiraman toilet.
Baca: Gawat, Negara Ini Dilanda Kasus Kekeringan, Bunuh Diri, dan Air Bersih Sekaligus
Dilansir melalui laman metro, Jumat (2/9/2016), setiap mahasiswa mendapat jatah 3.000 liter air per bulan.
Bagi mereka yang melebihi kuota maka wajib membayar biaya yang belum diketahui berapa nominal pastinya.
Universitas Kunming Health Vocational yang berlokasi di provinsi Yunnan telah dilanda bencana kekeringan parah dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, langkah yang nampak kejam ini harus diambil, sebagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemborosan air.
Bagaimanapun kebijakan ini menuai beragam kritikan, ditakutkan nantinya para mahasiswa yang telah kehabisan kuota menjelang akhir bulan memilih untuk buang hajat di toilet tanpa menyiramnya sehingga membuat kondisi toilet menjadi bau dan memperburuk kebersihan toilet.
Baca: Kekeringan, Dua Kelompok Tani Bersitegang Rebutan Air
Selain itu berbagai komentar juga ramai diperbincangkan oleh mahasiswa di jejaring sosial media Weibo.
Banyak yang mengungkapkan jika skema ini buang-buang uang bahkan akan menyebabkan konsekuensi yang tak terduga lainnya bagi universitas.
Meskipun menuai kritikan kontra seorang dosen di Universitas Junming menyatakan, jika jatah air tersebut lebih dari cukup untuk penggunaan sehari-hari. (*)