Waspada, Dua Hal Ini Bisa Picu Inflasi di Daerah Ini Sampai Akhir Tahun
Risiko pembentuk inflasi yang patut diwaspadai, meluasnya fenomena La Nina (badai basah) yang berpotensi mengakibatkan gagal panen.
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Amalia Husnul A
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim mewaspadai inflasi jelang Hari Raya Idul Adha, sampai akhir tahun nanti.
Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim, Harry Aginta menjelaskan risiko pembentuk inflasi yang patut diwaspadai meluasnya fenomena La Nina (badai basah) yang berpotensi mengakibatkan gagal panen, hingga wacana kenaikan harga rokok.
"BI bersama TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) akan terus memantau pergerakan inflasi secara khusus dan perekonomian secara umum. Baik domestik maupun eksternal," kata Harry.
Secara umum, kata Harry, inflasi di Kaltim mengalami trend penurunan, alias kian terkendali.
BACA JUGA: Lap Pertama GP Inggris, Bendera Merah Langsung Berkibar
"Tapi kita harus terus memastikan ketersediaan dan kelancaran distribusi pasokan bahan pokok. Peningkatan infrastruktur sarana logistik dan menjaga komunikasi dengan masyarakat terkait harga pangan harus terus dilakukan," ungkap Harry, menjelaskan hal yang harus dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
Sekadar informasi, Agustus lalu Kaltim mengalami inflasi 0,14 persen. Menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya diangka 0,36 persen.
"Atau 3,44 persen dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini melanjutkan trend penurunan inflasi pascalebaran lalu," katanya lagi. (*)
***
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/dampak-la-nina_20160620_201433.jpg)