Di Lapangan Merdeka, Ribuan Orang Akan Deklarasi Setia pada NKRI

Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU).

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/NIKO RURU
ILUSTRASI: Pembentangan bendera merah putih ukuran raksasa di Pantai Batu Lamampu, Pulau Sebatik saat PELANTARA I. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kalimantan Timur (Kaltim) akan melakukan kegiatan silaturahmi provinsi dan deklarasi kesetiaannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.

Seremoni ini dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga, (Menpora) Imam Nahrawi.

Ketua GP Anshor Kaltim, Fajri Al Farobi, menuturkan, pelaksanaan silaturahmi akan dilangsungkan di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan yang bertujuan mempertemukan semua seluruh kader tingkat provinsi demi mempererat persatuan untuk sama-sama bergerak membangun bangsa.

"Kami langsungkan 30 Oktober," ujarnya kepada Tribunkaltim.co, pada Sabtu (29/10/2016) malam, melalui sambungan telepon seluler.

Sementara, untuk pelaksanaan pernyataan kesetiaan terhadap NKRI dan Pancasila, dilangsungkan pada 31 Oktober yang akan diikuti sekitar 2.500 orang di lapangan Merdeka Kota Balikpapan.

"Instrukturnya dipimpin langsung Pak Menpora Republik Indonesia," katanya.

Dia berharap, melalui kegiatan tersebut generasi muda mengenal eksistensi dan falsafah kebangsaan negara Republik Indonesia.

Apalagi di tengah arus informasi yang deras, semua informasi datang dari segala penjuru yang bersifat global, banyak pengaruh ideologi yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

"Banser, kader Anshor, dan para santri akan ikut bergabung," ungkapnya.

Mengingat sejarah cikal bakal kemunculan GP Anshor, mengutip dari Wikipedia, awalnya di tahun 1924 KH. Abdul Wahab membentuk organisasi sendiri bernama Syubbanul Wathan (pemuda tanah air).

Organisasi baru itu kemudian dipimpin oleh Abdullah Ubaid (Kawatan) sebagai Ketua dan Thohir Bakri (Peraban) sebagai Wakil Ketua dan Abdurrahim (Bubutan) selaku sekretaris.

Setelah Syubbanul Wathan dinilai mantap dan mulai banyak remaja yang ingin bergabung. Maka pengurus membuat seksi khusus mengurus mereka yang lebih mengarah kepada kepanduan dengan sebutan "ahlul wathan".

Sesuai kecenderungan pemuda saat itu pada aktivitas kepanduan sebagaimana organisasi pemuda lainnya.

Setelah NU berdiri pada 31 Januari 1926, aktivitas organisasi pemuda pendukung KH. Abdul Wahab (pendukung NU) agak mundur. Karena beberapa tokoh puncaknya terlibat kegiatan NU. Meskipun demikian, tidak secara langsung Syubbanul Wathan menjadi bagian dari organisasi NU.

Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU, namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih hubungan personal.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved