Terus Muntah Darah, Bayi Rifky Harus Dibawa ke NICU
Bayi Rifqi tampak tenang, seakan tak terganggu dengan kondisi kesehatan yang baru saja dilewatinya.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Afridho Septian
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Saat dikunjungi Tribun di kediamannya di bilangan Pasar Baru, bayi itu tampak tergolek lemah.
Si bayi, yang dinamai Muhammad Rifky Arfiansyah oleh sang orangtua saat itu sedang digendong oleh neneknya.
Bayi Rifqi tampak tenang, seakan tak terganggu dengan kondisi kesehatan yang baru saja dilewatinya.
Tribun sebelumnya mendapatkan informasi bahwa ada seorang bayi yang lahir dalam keadaan sakit.
Ketika ditanya, Fitriani sang ibunda membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa si buah hati terpaksa harus dimasukkan ke NICU-PICU lantaran penyakit yang diderita sehari setelah ia menghirup aroma dunia.
"Kata dokter sih Rifky kena infeksi saluran pencernaan. Jadi mulai dia lahir itu Rifky muntah darah segar dan keluar darah dari duburnya. Belum tahu penyebabnya darimana" ujar Fitriani yang juga diamini oleh nenek Rifky.
Ayu Wulandari, selaku koordinator dari komunitas Batmen (Balikpapan Tolong Menolong) menjelaskan bahwa bahwa bayi Rifky yang lahir pada tanggal 4 Oktober 2016 ini harus memasuki ruang ICU karena lambungnya terluka. Hal ini lantaran selama hamil, gizi sang ibu tak terpenuhi.
Rifky sendiri sudah dirawat di Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan selama sebulan lebih. Namun syukur kini ia sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Namun tidak semuanya berjalan mulus. Demi menyelamatkan nyawa anaknya, kini Fitriani harus menanggung beban utang perawatan senilai Rp 51 juta.
Angka tersebut tidaklah sedikit apalagi Fitriani sehari-harinya hanya bekerja di counter hp dan harus memberi makan keluarganya.
Beruntung, kasus tersebut mendapatkan perhatian komunitas Batmen. Dengan jejaring sosial media, kini dana yang harus ditanggung telah berkurang menjadi kurang lebih Rp 35 juta.
"Itu murni semua dibantu orang Balikpapan. Kita ngeshare berita dan yang bantu kemarin langsung membayarkan sebagian rezekinya ke kasir. Jangankan membayar hutang rumah sakit, makanpun mereka menunggu belas kasihan dari yang menolong," tutur Ayu.
Fitriani, adalah pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan. Saat ini ia tinggal bertiga dengan ibu dan adiknya di Pasar Baru Balikpapan.
Karena memiliki KTP luar Balikpapan, ia pun sampai terseok-seok untuk berusaha mengurus bantuan dan jaminan sosial kesehatan di Dinas Sosial Balikpapan, namun nihil hasil.