Parenting
Jangan Sampai Kecanduan, Ini Kiat Orangtua Lakukan Diet Gadget pada Anak
Diet gadget merupakan istilah untuk mengurangi pemakaian gadget atau gawai sehari-hari.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Orangtua memang tidak perlu melarang sama sekali anak-anaknya bermain gawai, namun penggunaannya tetap perlu dibatasi dan diawasi agar tidak sampai kecanduan.
Ciri-ciri anak kecanduan gawai antara lain, menggunakan smartphone maupun tablet sampai mengganggu makan dan tidur, gelisah bila tak main gawai, akan sangat marah jika diminta orangtua mematikan gawainya. Nah, kalau sudah begitu, jangan dibiarkan terus terjadi.
Menurut Psikolog anak dari TigaGenerasi, Annelia Sari Sani, M.Psi, segeralah lakukan 'diet gadget'.
Diet gadget merupakan istilah untuk mengurangi pemakaian gadget atau gawai sehari-hari.
"Dengan diet gadget, kurangi perlahan-lahan penggunaannya. Misalnya, biasanya 7-8 jam sehari, besok kurangi 6 jam dulu, lalu 4 jam, dan sampai 2 jam sehari," terang Anne di Jakarta beberapa waktu lalu.
Baca: Jangan Sembarangan Letakkan Laptop dan Gadget di Kasur Atau Sofa, Ini Bahayanya
Baca: Hati-hati. . . Penggunaan Gadget pada Anak Usia 3 Tahun Berisiko Penyakit Ayan
Baca: Ini Dia Tips Jauhkan Anak dari Gadget
Anne mengatakan, anjuran bermain gawai untuk anak di atas 2 tahun adalah tak lebih dari 2 jam per hari. Pembatasan waktu itu dilakukan agar anak tidak ketagihan gawai dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari lainnya.
Namun, jika mengurangi penggunaan gawai secara perlahan tidak berhasil, larang anak untuk tidak menggunakan gawai sama sekali. Tindakan ini bisa dilakukan untuk anak yang memang sudah kecanduan berat dengan gawai.
"Kalau sudah adiksi berat, mau ada kegiatan lain yang menyenangkan pun dia enggak mau ikutan. Dengan no gadget, biasanya seminggu sampai dua minggu biasanya anak akan mengamuk. Tapi enggak apa-apa," jelas Anne.
Untuk mengatasi anak yang marah-marah karena dilarang main gawai, orangtua harus mengalihkan ke kegiatan yang menyenangkan, misalnya permainan fisik. Ajaklah anak bermain di luar rumah yang menyenangkan agar bisa melupakan gawainya. (Dian Maharani)