Berita Unik

Terkena Sindrom Turner, Wanita Aceh Berusia 24 Tahun Ini Memiliki Tubuh Mungil seperti Balita

Namun Sari dapat berangsur membaik dengan melakukan fisioterapi untuk menstabilkan dan membantunya agar bisa bergerak dan berjalan.

KOMPAS.com/Indra Akuntono
Ilustrasi anak sekolah dasar. Diketahui masalah stunting masih melanda anak-anak Indonesia. (KOMPAS.com/Indra Akuntono) 

TRIBUNKALTIM.CO -- Sari Rezita Ariyanti (24) seorang wanita asal Pidie Jaya, Aceh mengalami sindrom langka.

Sindrom Turner yang dialami wanita kelahiran 16 Oktober 1993 silam ini membuatnya hanya memiliki tinggi badan 87 cm dan bobot tubuh seberat 20 kg.

Selain memiliki ukuran tubuh seperti anak di bawah usia tiga tahun (batita), Sari juga tak bisa berjalan maupun bicara sejak umur masih dua tahun.Menurut keterangan Suryani H Suud, selaku ibu Sari mengungkapkan awalnya mereka menganggap sari normal seperti anak pada umumnya.

"Ketika menginjak umur dua tahun, Sari nggak bisa jalan, nggak bisa apa-apa, dan nggak bisa ngomong," ujarnya.

Lantaran kondisi ekonomi yang serba kekurangan serta tinggal di daerah terpencil membuat orangtuanya tak bisa memeriksakan kondisi Sari ke dokter.Keluarganya baru bisa memeriksakan kondisi sari ketika ia telah berusia 13 tahun.

Ketika memeriksakan kondisi anaknya, dokter mendiagnosa jika Sari mengalami penyait langka yakni Sindrom Turner.

"Gara-gara apa waktu tanya ke dokter. Bilangnya perkembangan lambat, gigi lambat, ngomong juga lambat kata dokter. tapi seluruh organ tubuhnya bagus, jantung bagus," ujar Suryani.

Sindrom Turner merupakan penyakit keturunan akibat kelainan kromosom seks yang hanya memengaruhi wanita.

Sindrom ini menyebabkan berbagai gangguan medis maupun gangguan dalam perkembangan fisik, seperti tinggi badan rendah, gagal memulai masa puber, kemandulan, kelainan jantung dan masih banyak lagi.

Mengutip dari laman Barcroft.tv, penyakit langka ini menimpa satu dari 2.000-2.500 bayi yang lahir.

Sari merupakan anak kedua dari empat saudara, saat berobat ke Rumah Sakit Ibnu Sina di kota Sigli.

Dokter Suriadi Umar. Sp.A yang menanganinya mengungkapkan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan kondisi Sari.

Namun Sari dapat berangsur membaik dengan melakukan fisioterapi untuk menstabilkan dan membantunya agar bisa bergerak dan berjalan.

Kini Sari perlahan sudah bisa berbicara walaupun belum lancar seperti anak bayi.

"Bisa ngomong, tapi sedikit, kayak bayi ngomongnya. Nggak lancar, saya ngerti dia ngomong apa, tapi orang lain ngak ngerti," kata Ibu sari.Suryani juga menambahkan jika rutin menjalani fisioterapi dokter mengungkapkan akan ada kemungkinan anaknya bisa berjalan.

"Sari bisa berjalan, dokter bilang begitu asalkan ia rutin menjalani terapi dengan benar," ungkapnya.

Sejauh ini Sari mengandalkan keluarganya untuk terus menjalani kehidupan sehari-hari.

"Kalau ada yang ngurus, sari bisa jalan dan melakukan hal lainnya," katanya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved