Jakcloth di Samarinda
JakCloth Goes to Samarinda Ingin Tularkan Semangat Enterpreneur
Untuk itu ia berharap JakCloth dapat menjadi penyemangat agar brand-brand asli Kalimantan dapat lebih meningkatkan kreativitas dan pemasarannya.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Jumlah tenan lokal yang berpartisipasi dalam kegiatan JakCloth Goes to Samarinda memang tak terlalu banyak jika dibandingkan dengan kota-kota besar macam Bandung dan Surabaya.
Namun Perdana Kusuma, Operasional Event Manajemen JakCloth Jakarta mengatakan, kurangnya peserta lokal bukan karena brand lokal takut bersaing dengan brand nasional melainkan karena acara dengan skala seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
"Kalau dibandingkan dengan Madiun atau Malang karena mereka di Jawa otomatis mereka lebih kenal dengan industrinya jadi kalau mau memulai usaha begini itu tidak khawatir. Khawatir disini maksudnya takut modal, tidak ada referensi, segala macam. Beda kalau Jakarta dan Bandung kan mereka bisa belajar banyak dengan event seperti ini," ujarnya Jumat (3/3/2017).
Untuk itu ia berharap JakCloth dapat menjadi penyemangat agar brand-brand asli Kalimantan dapat lebih meningkatkan kreativitas dan pemasarannya.
Baca: Manajemen JakCloth Berharap Bisa Buka Pasar Baru di Samarinda
Baca: Penampilan Tittle Little Buka Ajang JakCloth Goes to Samarinda
"Kalau event seperti ini kan memang belum pernah ya di Samarinda, mungkin ada event pameran baju ya baju biasa saja. Jadi tidak ada pembandingnya. Makanya kalau datang ke sini kan siapa tahu ada anak-anak muda yang terinspirasi," sebutnya.
Dalam gelaran akbar ini terhitung hanya ada tujuh tenan lokal yang bersaing bersama brand-brand nasional. Maka diharapkan dengan animo masyarakat yang besar maka tenan lokal pun dapat lebih berkembang.
"Kalau dibandingkan dengan kota-kota besar ya angka itu memang minim. Karena mungkin kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang itu memang jauh karena industrinya mereka itu lebih duluan berkembang, jumlah distro juga lebih banyak. Selain itu seperti Malang dan Jogja itu kan kota pelajar ya, mahasiswanya banyak. Karena peminat barang-barang seperti ini kan lebih ke mahasiswa, pelajar, dan karyawan-karyawan yang masih muda lah," ujar Kusuma lagi. (*)