Breaking News

Antisipasi Pengungsi dan Militan ISIS, TNI/Polri Perketat Pengamanan di Kawasan Pulau Maratua

Rony enggan menyebutkan jumlah personel yang dilibatkan dalam pengamanan perbatasan ini dengan alasan strategi.

(Ted ALJIBE / AFP)
Sebuah kendaraan tempur milik marinir Filipina bergerak di jalanan kota Marawi yang lengang, sementara di belakangnya asap hitam mengepul dari sebuah bangunan yang mungkin terkena tembakan roket. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Konflik senjata antara militer Filipina dengan kelompok ISIS dipastikan belum berakhir.

Meski begitu, pemerintah belum menetapkan status siaga terhadap sejumlah titik perbatasan laut Filipina dengan wilayah Kabupaten Berau.

Hal tersebut dikemukakan oleh Komandan Kodim Tanjung Redeb, Letkol Penerbad, Rony Nuswantoro.

Menurut Rony, konflik bersenjata di wilayah Marawi Filipina belum berimbas terhadap keamanan Kabupaten Berau yang berbatasan perairan dengan Filipina.

Pihaknya juga mengamankan sejumlah pulau tak berpenghuni, guna memastikan tidak ada pengungsi apalagi kelompok ISIS yang melarikan diri karena desakan militer Filipina.

Rony enggan menyebutkan jumlah personel yang dilibatkan dalam pengamanan perbatasan ini dengan alasan strategi.

Namun Rony membeberkan, satgas yang terlibat terdiri dari berbagai satuan.

“Selain personel kami (Kodim) juga ada Brigif 24 melalui Batalyon 613. Juga ada satuab Brimob dari Polda Kaltim,” ujarnya, Rabu (14/6/2017).

Terpisah, Kapolres Berau, AKBP Andy Ervyn mengatakan, dirinya bersama Komandan Kodim Tanjung Redeb bertandang ke Pulau Maratua untuk memantau pergeseran personil yang berada di Bawah Kendali Operasinya (BKO).

“Saya ke Maratua untuk melihat kesiapan personil yang di-BKO ke Maratua, ada 20 anggota Brimob dan 5 anggota Polair dan juga dari TNI. Tujuan BKO ini untuk mengantisipasi pelarian dari Filipina, kalau pengungsi,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved