Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Sonhadji Ajak Ikuti Aksi 171717
Umat Islam di masjid, yang non muslim digelar di rumah ibadahnya masing- masing namun berlangsung serentak.
Penulis: Budi Susilo | Editor: Adhinata Kusuma
BALIKPAPAN, TRIBUN - Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Sonhadji, mendukung penuh kegiatan aksi 171717 yang digagas Panglima TNI. Tujuan acara ini diharapkan akan menyatukan rakyat Indonesia dalam keragaman.
Hal ini diungkapkan kepada Tribun pada Selasa (15/8) di Markas Yonkav 13/Satya Lembuswana Jalan Soekarno Hatta Kilometer 38 Sungai Merdeka Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegera.
Ia menjelaskan, belakangan ini masyarakat Indonesia telah terkotak-kotak, terancam akan perpecahan yang membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Persatuan retak akan berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia sendiri. "Selama ini banyak orang berbicara mengenai perbedaan saja. Berujung saling bermusuhan. Saatnya kita hilangkan ini, kita kembali bersatu dalam doa untuk Indonesia," kata Pangdam.
Menurut dia, doa yang dilangsungkan bukan saja hanya dilakukan umat muslim namun semua umat beragama. Umat Islam di masjid, yang non muslim digelar di rumah ibadahnya masing- masing namun berlangsung serentak. "Doa yang digelar dilakukan bersama-sama secara nasional. Doa untuk Indonesia supaya bisa jadi lebih kasih sayang," ungkapnya.
Acara ini bisa dihadiri semua elemen masyarakat. Khusus di Kota Balikpapan akan berlangsung di Masjid At Taqwa yang akan melibatkan 7.500 orang lebih. Pagelaran ini menyatu dalam kesatuan nasional. "Saya sudah koordinasikan bersama Gubernur Kaltim dan di Kalsel termasuk di Kaltara, acara akan berlangsung serentak," katanya.
Diharapkan semua lapisan masyarakat, untuk mau ikut bergabung duduk bersama melakukan doa bagi Indonesia. Acara ini terbuka bagi siapa saja, dilakukan di rumah-rumah ibadah penganut agama kepercayaan masing-masing.
Belakangan ini, Walikota Balikpapan, Rizal Effendi angkat bicara mengenai tergerusnya nilai- nilai nasionalisme di kalangan anak muda generasi penerus bangsa Indonesia. Di Kota Balikpapan yang dianggap sebagai kota besar di Provinsi Kalimantan Timur masih ditemukan beberapa lembaga pendidikan sekolah swasta yang tidak mengajarkan pendidikan nasionalisme.
"Tidak pernah ada upacara bendera. Memahami Pancasila dan Undang-undang Dasar," ujarnya.
Dia berharap banyak, generasi bangsa mesti memahami akan identitas negara Indonesia. Penjiwaan nasionalisme akan memberikan nilai positif cinta tanah air, supaya generasi bangsa tidak berbuat merusak pada negara karena cinta pada negeri. "Nasionalisme tidak membuat keimanan kita tergoyahkan," tegasnya. (ilo)