Tetap Gembira Meski Listrik tak Kunjung Mengalir

masalah listrik ini memang selalu menjadi keluhan utama warga. Walau ada genset, biaya untuk membeli bahan bakar cukup memberatkan

Penulis: Doan E Pardede | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM/DOAN PARDEDE
Tiang listrik beton yang sudah selesai dibangun di seputaran Desa Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan ambruk, baru-baru ini. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Hingga saat ini, janji Pemkab Bulungan untuk segera mengalirkan listrik kepada 670 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, tak kunjung direalisasikan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa menggunakan genset.

Namun kendatipun demikian, kata Hanafiah, Kepala Desa Mangkupadi kepada Tribun, Selasa (15/8), warga tetap bersemangat merayakan HUT ke-72 RI. Dalam rangka HUT RI ini, pihaknya juga sudah melaksanakan gotong royong membersihkan lingkungan hingga menggelar berbagai macam lomba. "Ya kita tetap bergembiralah," ujarnya.

Hanafiah menuturkan, masalah listrik ini memang selalu menjadi keluhan utama warga. Walau ada genset, kata dia, biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan bakar cukup memberatkan. Belum lagi bicara sulitnya memperoleh bahan bakar.

Dalam waktu dekat ini, dia mengaku akan menghadap Bupati Bulungan Sudjati, untuk menyampaikan langsung apa yang menjadi keluhan warga, khususnya yang berkaitan dengan listrik tersebut.

"Saya akan menghadap Pak Bupati dalam waktu dekat ini. Kita tahu yang dipikirkan Pemkab Bulungan itu banyak, 74 desa. Tapi kita berharap jadi perhatianlah," ujarnya.

Untuk diketahui, jaringan yang akan digunakan untuk mengalirkan listrik ke Desa Mangkupadi dan beberapa desa lain di Kecamatan Tanjung Palas Timur, sebenarnya sudah terbangun. Hanya saja, sebanyak 8 buah tiang listrik ambruk sebelum digunakan pada Februari 2017 lalu.

Atas petunjuk dari PLN, posisi baru tiang listrik harus mundur beberapa meter dari lokasi semula. Jika sudah kembali berdiri, PLN juga meminta agar di radius 6 meter dari tiang listrik yang ada di sepanjang jalan di wilayah PT BCAP (sepanjang sekitar 5 Kilometer) harus steril dari tanaman.

Dan ternyata, masalahnya menjadi cukup pelik. Setelah dihitung-hitung, jumlah pohon sawit yang harus ditebang mencapai lebih dari 1.000 batang. Pihak PT BCAP meminta waktu untuk berkonsultasi dengan manajemen di tingkat pusat.

Hanafiah menegaskan, masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pasalnya, ribuan warga di tiga desa yang ada di Kecamatan Tanjung Palas Timur sudah bertahun-tahun menunggu aliran listrik. "Kalau di desa saya ada 670 KK. Yang di desa lain saya nggak tahu berapa," ujarnya.

Dia menyarankan, jika PT BCAP tetap tidak mau mengorbankan pohon sawitnya, tiang listrik sebaiknya dibangun di tengah jalan saja. Pemandangan seperti ini menurutnya sudah lazim terlihat di kawasan perkotaan.

"Kan jalan itu lebarnya 30 meter. Pasang saja di tengah, kan 15 meter. Masih bisa. Di kota kan biasa yang begitu, tiang listrik di tengah jalan," katanya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved