PLTD Hanya Aktif Ketika Mendagri Datang, Masyarakat Perbatasan sudah Bosan dengan Janji PLN
Inilah yang kami tidak sukai dari pemerintah. Kami ini masyarakat perbatasan sangat mendambakan adanya penerangan
TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - "Jangan permainkan kami dengan janji-janji yang tidak kunjung dipenuhi!" Suara lantang itu terdengar saat Tribun menghubungi salah satu anggota DPRD Malinau, yang juga merupakan putra asli Apo Kayan, Kila Liman melalui telepon selularnya.
Nada keras ini dikeluarkan karena sampai jatuh tempo pembangunan jaringan listrik di Kecamatan Kayan Hulu yang merupakan kecamatan perbatasan Indonesia-Malaysia tidak juga kunjung selesai.
Lebih-lebih, saat Kila mengetahui, bahwa janji PLN untuk mengambil alih pembangunan jaringan listrik di Kayan Hulu, apabila kontraktor pengerja tidak sanggup menyelesaikan pekerjaannya tidak dipenuhi.
Pria kelahiran Long Nawang ini mengatakan, PLN saat ini membuat kontrak baru dan menyerahkan pekerjaan ini kepada kontraktor lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
"Inilah yang kami tidak sukai dari pemerintah. Kami ini masyarakat perbatasan sangat mendambakan adanya penerangan, yang puluhan tahun tidak pernah kami rasakan.
Sejak nenek-nenek kita terdahulu. Kemudian, kami diberi janji bahwa akan ada penerangan di desa-desa kami. Ya kami tentu sangat senang. Tapi, setelah ditunggu beberapa tahun ini janji tidak juga terwujud.
Janganlah permainkan kami!" pungkas Kila.
Terakhir mendapatkan info soal penyelesaian pekerjaan, ungkap Kila, harusnya pekerjaan pemasangan jaringan listrik sudah diselesaikan, pada Rabu (16/8) lalu.
Janji saat itu, pada hari itu juga aliran listrik Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN, di Desa Long Nawang bisa mengalirkan listrik ke rumah-rumah warga. Namun, pada kenyataannya, kontraktor tidak sanggup melaksanakan pekerjaan itu.
"Kita sedikit lebih tenang, saat PLN Area Berau yang membawahi Malinau itu berjanji akan mengambil alih pekerjaan apabila kontraktor tidak menyelesaikan pekerjaannya setelah jatuh tempo yang diberikan PLN.
Tapi, PLN malah membuat kontrak baru dan memberikan pekerjaan itu ke kontraktor lainnya. Bagaimana, kalau kejadian serupa kembali terjadi lagi. Kan kasihan kami yang sangat berharap," tandasnya.
Menurut Kila, beberapa pemuka adat dan desa di Apo Kayan sempat menemui pihak PLN di Balikpapan untuk menanyakan persoalan ini. Jawaban manis, kata Kila, dibawa pulang oleh mereka.
Namun, kembali jawaban dan janji manis PLN tidak juga terealisasi hingga saat ini. Masyarakat perbatasan, mendesak agar pembangunan jaringan PLN ini segera diselesaikan.
"Saya ingat betul, Agustus 2015, PLTD itu sudah ada di sana dan sempat diaktifkan. Saat itu, ada Mendagri datang ke Long Nawang memimpin upacara peringatan HUT RI.
Tapi, setelah berselang beberapa lama PLTD sudah tidak diaktifkan lagi. Artinya, ini hanya ingin memperlihatkan kepada menteri bahwa PLN sudah masuk ke perbatasan. Padahal, itu hanya sementara saja," tegasnya lagi.
"Ada pula alasan kami terima, karena kepala PLN Area Berau sekarang pindah ke Banjarmasin sehingga pengalihan PLN atas pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan.
Sebab, kepala yang baru itu tidak mengetahui hal tersebut. Inikan menjadi sangat aneh. Masa sih perusahaan besar milik negara seperti ini tidak ada koordinasi, komunikasi hal semacam ini," tuturnya. (*)
