Harga Elpiji 3 Kg Tembus Rp 35 Ribu, Pertamina Gelar Operasi Pasar di Dua Kota
Dalam dua hari terakhir warga Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Berau kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg atau lebih dikenal elpiji melon.
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN -
Baca: Rambut Jokowi Tak Rapi, Ibu Negara Resah lalu Beri Kode, Sayang Presiden Tak Peka, Akhirnya . . .
Warga rela mencari kemana-mana, termasuk antre sejak pagi, namun tidak kunjung mendapat elpiji bersubsidi tersebut. Bahkan karena kelangkaan elpiji melon ini, warga pun terpaksa membeli dengan harga menjadi Rp 35 ribu. Padahal harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp 17 ribu.
Tiha (60), warga Wonorejo, Gunung Samarinda Baru, Balikpapan Utara mengaku kesulitan membeli elpiji melon. Elpiji yang biasanya dibandrol harga Rp 20.000 di tingkat eceran, kemarin sudah mencapai Rp 35.000.
Ibu rumah tangga ini mengeluh mahalnya harga elpiji di pasaran. "Tadi ke warung depan rumah, pemilik warung bilang elpigi melon lagi kosong. Pemilik warung bilang harga elpijinya sudah Rp 35 ribu," ujar Tiha, Kamis (7/9).
Hal senada juga disampaikan Ika, warga Prapatan, Balikpapan Kota yang mengaku melihat antrean panjang di pengecer dan pangkalan elpiji. "Dua hari sudah saya lihat (antrean). Saya kira antre apa ramai-ramai ternyata antre elpiji 3 Kg," kata Ika.
Ia melihat beberapa kendaraan yang membeli elpiji menggunakan motor membawa lebih dari dua elpiji. "Kan kasian yang beli hanya satu elpiji. Tidak kedapatan, seharusnya paling banyak dua elpiji, tidak boleh lebih. Jangan-jangan pengecer sendiri yang sembunyikan, makanya langka," ungkap Ika.
Baca: Indonesia Versus Filipina - Wow, Timnas U-19 Pesta Sembilan Gol ke Gawang Lawan
Dia berharap, pemerintah dan Pertamina turun ke lapangan mengawasi penjualan pengecer elpiji. "Bisa kita lihat di jalan itu warga antre seperti antre sembako menunggu elpiji. Seharusnya pemerintah dan Pertamina waspada akan kelangkaan seperti ini. Kita rakyat kecil yang disusahkan," keluhnya.
Di Samarinda, kelangkaan elpiji 3 Kg membuat warga sampai gelap mata, dan sempat terjadi aksi pemukulan. Insiden tersebut terjadi saat salah satu agen elpiji melakukan operasi pasar di kawasan Sambutan, Kamis (7/9).
Petugas yang menyalurkan elpiji dihampiri seorang pria, yang menginginkan tabung gas. Namun, permintaan ditolak oleh petugas, karena pria tersebut tidak membawa tabung kosong. Tak terima ditolak petugas, pria tersebut langsung melayangkan pukulan kepada petugas.
Pantuan Tribun di Bontang dan Tanjung Redeb, kelangkaan elpiji juga dirasakan warga setempat. Beruntung, kelangkaan elpiji 3 Kg di Bontang sudah teratasi dengan operasi pasar mulai Rabu (6/9) kemarin.
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan telah melakukan operasi pasar elpiji 3 Kg di dua kota, yaitu Samarinda dan Bontang. Kegiatan ini guna memastikan pasokan elpiji bersubsidi bagi masyarakat miskin dan usaha mikro aman.
Terdapat sembilan titik di Samarinda dan dua titik di Bontang yang menjadi lokasi operasi pasar. Di Samarinda, operasi pasar dilangsungkan di sepuluh SPBU tersebar di delapan kecamatan yaitu, Palaran, Samarinda Seberang, dua SPBU di Samarinda Ulu, Samarinda Ilir, Samarinda Utara, Sungai Kunjang, Sambutan, dan Sungai Pinang.
Baca: Viral! Bakal Calon Gubernur Kaltim Cover Lagu Armada jadi Begini, Ada Adegan Banjir juga Lho