Banyak Pemilik Mobil di Kaltim Pilih Pakai Plat B, Ternyata Alasannya Ini
Tidak banyak pemilik mobil mewah yang ingin mengganti nomor polisi mobil menjadi nomor polisi Kaltim alias plat KT.
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tidak banyak pemilik mobil mewah yang ingin mengganti nomor polisi mobil menjadi nomor polisi Kaltim alias plat KT. Sebagian besar pemilik mobil mewah tetap memertahankan plat mobil mereka yang kebanyakan bernomor polisi Jakarta (plat B).
Bukan alasan uang, para pemilik mobil built up menjadikan gengsi sebagai alasan untuk tidak mengganti Plat B mereka, menjadi Plat KT. "Nggak mas," kata Ahmad Arif, pengusaha batubara asal Samarinda, ketika ditanya dirinya berminat apa tidak, untuk mengganti Plat B yang menjadi identitas mobil Range Rover miliknya.
"Sebenarnya hanya alasan gengsi saja," kata Arif, kembali menjawab saat ditanya alasannya enggan mengganti plat mobil miliknya.
Baca: Kejari Bontang Terima Pengembalian Dana Proyek Eskalator Rp 400 Juta
Sementara, Eddy Rusianto, pengusaha transportasi asal Samarinda juga enggan mengganti nomor polisi Jakarta, yang menjadi identitas mobil BMW M4 kesayangannya. Informasi yang diterima Eddy, mobil yang sudah bersalin identitas menjadi nomor polisi daerah kurang diminati di pasar mobil bekas Indonesia. "Untuk dijual kembali, Plat B itu lebih mudah," ungkap Eddy.
Harga jual kembalinya pun lebih stabil, dibandingkan jika mobil built up sudah berganti nomor polisi daerah. "Biasanya harga jualnya lebih stabil," katanya lagi.
Meski demikian, Eddy mengaku tidak mengetahui alasan pasar, tidak meminati mobil built up yang sudah bernomor polisi luar Jakarta. "Saya juga tidak mengerti kenapa plat daerah kita tidak diminati orang. Seperti itu yang saya tahu," ungkap Eddy.
Baca: Pemkab Lelang Puluhan Unit Kendaraan Tanpa STNK dan BPKB
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kaltim Ismiyati mengungkapkan, banyaknya kendaraan mewah yang bernomor polisi non KT lebih disebabkan keberadaan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) di Jakarta. Diketahui, sebagian besar kendaraan mewah yang bersliweran di jalanan kota besar di Kaltim bernomor polisi Jakarta.
"DKI memiliki importir langsung di Jakarta. Termasuk ATPM yang langsung mendatangkan mobilnya berada di showroom atau ready stock," ungkap Ismi.
Selisih harga jual dan ketersediaan stok unit kendaraan bermotor di dealer-dealer Jakarta, membuat konsumen lebih memilih membeli kendaraan di Jakarta.
Ismi juga mengungkapkan, tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pertama di Jakarta dikenakan 10 persen. Sementara Kaltim, BBNKB pertama dipatok 15 persen, atau lima persen lebih tinggi dari Jakarta.
Baca: Sekretariat DPRD Kaltim Ditambah Anggaran Rp 25,5 Miliar
Meski demikian, PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) yang dibayarkan setiap tahunnya, Kaltim lebih murah dibanding Jakarta yang menerapkan tarif PKB dua persen.
"Di Kaltim hanya 1,5 persen. Tapi memang selisih harga jual dan ketersediaan barang, jadi pertimbangan konsumen. Namun, perlu diperhatikan, selisih PKB Kaltim lebih rendah 33 persen dibanding Jakarta," ujar Ismi. (*)