Pemadaman Listrik
Gara-gara Listrik Sering Padam, Para Pejabat PLN di Nunukan Kurang Tidur
Diapun tidak bisa memastikan, berapa lama dia bisa tertidur saat krisis listrik seperti ini?
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Krisis listrik yang terjadi di Pulau Nunukan beberapa bulan terakhir ini membuat bertambah beban kerja Manajer PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Rayon Nunukan, Nur Hidayat.
“Kalau pemadaman seperti sekarang ini lebih banyak di kantor. Sampai malam,” ujarnya.
Diapun tidak bisa memastikan, berapa lama dia bisa tertidur saat krisis listrik seperti ini?
"Tidak bisa dipastikan. Kalau kurang dari lima jam, adalah,” ujarnya.
Manajer PT PLN Persero Area Berau, Albert Sitompul mengatakan, saat-saat krisis listrik seperti ini, mereka harus tertidur sambil mendengarkan radio.
“Begitu mati lampu tiba-tiba, langsung respon. Jadi kita tidur sambil mendengarkan radio. Begitu ramai, ada masalah pasti langsung terbangun,” ujarnya.
Selain jam tidur yang berkurang, Nur Hidayat juga harus menerima panggilan hingga ratusan kali sehari di telepon selulernya.
Tingginya intensitas panggilan ini terutama saat terjadi pemadaman di luar jadwal.
Hidayat bahkan mengaku bisa menerima hingga lebih 100 kali panggilan sehari.
Panggilan itu tidak hanya dari pimpinannya, namun juga dari masyarakat.
“Saya saja ngebel dia sehari bisa 20 kali,” kata Albert.
PT PLN Persero Area Berau meningkatkan frekuensi pemadaman listrik yang semula hanya tiga jam menjadi enam jam.
Selain itu, pemadaman yang semula dibagi menjadi enam grup, sejak Kamis (28/9/2017) menciut menjadi tiga grup.
Baca: Ini yang Dilakukan Menteri Basuki Hadimuljono di Bulungan