Bencana Ini Paling yang Banyak Habiskan Dana Tanggap Darurat di Pemkot Samarinda
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Endang Liansyah mengungkapkan, tak kurang Rp 800 juta dikucurkan
Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Banjir yang melanda Samarinda selama 9 hari, beberapa bulan lalu, rupanya menelan biaya yang tidak sedikit.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, Endang Liansyah mengungkapkan, tak kurang Rp 800 juta dikucurkan untuk dana tanggap darurat banjir.
“Ya itu (banjir) yang paling besar makan dana tanggap darurat. Yang banjir 9 hari itu,” kata Endang.
Baca: Tulisan Tangan Bocah 8 Tahun Ini Bikin Juri Terperanjat, Muncul Sebutan Terindah di Dunia
Dalam tahun ini, BPBD sudah menggunakan dana tanggap darurat sekitar 1,3 miliar. Pemkot sendiri mengalokasikan dana tanggap darurat sebesar Rp 5 miliar. “Yang lain (bencana) itu kecil-kecil saja. Misalnya kebakaran,” kata Endang.
Sepanjang 2017, kata Endang, BPBD hanya mendapat alokasi anggaran Rp 500 juta. Tanpa dana operasional sedikitpun. Hal ini membuat personel BPBD tak jarang harus merogoh saku pribadi.
“Ya untuk makan, bensin, kita pakai duit pribadi. Karena tidak semua bencana bisa menggunakan dana tanggap darurat,” ungkap Endang.
Baca: Mengapa Jokowi Harus Hati-hati Hadapi Prabowo?
Dana tanggap darurat yang tersimpan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), kata Endang, hanya bisa digunakan untuk bencana tertentu, yang mengandung unsur kedaruratan.
Baca: Perkenalkan, Gendhis, Mobil Buatan Dalam Negeri yang Tampilannya Mirip Alphard
“Dana tanggap darurat itu sifatnya on call. Ditaruh di BPKAD. Bukan di BPBD. Tidak semua bencana bisa pakai dana itu. Jadi, kalau bencana yang kecil-kecil, ya pakai dana pribadi,” ungkap Endang. (*)