Edisi Cetak Tribun Kaltim
Kepsek Bantah Pelaku Video Amoral Itu Bukan Siswi SMAN 1 Samarinda
Informasi yang menyebut bahwa dugaan pelaku perempuan dalam video tersebut merupakan alumni SMAN 1 Samarinda.
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Anjas Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kabar tersebarnya video asusila yang menyeret nama SMA Negeri 1 Samarinda sebagai lokasi dugaan pelaku perempuan bersekolah mendapat tanggapan Kepala SMAN 1 Samarinda (Smansa), Budiono, Selasa (25/10/2017).
"Itu dijamin, 100 persen, bahkan 1.000 persen bukan anak sekolah kami. Bisa dicek, bisa datang ke sekolah, apakah anak itu terdaftar atau tidak di kelas 1,2,3. Semuanya tak ada," ujarnya kepada Tribun, Selasa (24/10/2017).
Informasi yang menyebut bahwa dugaan pelaku perempuan dalam video tersebut merupakan alumni SMAN 1 Samarinda juga dijawab Budiono.
Baca: Beredar Video amoral Diduga Libatkan Siswi Smansa, Warganet Diminta tak Ikut Sebarkan
Baca: Inilah 3 Video amoral Kalangan Pelajar yang Pernah Beredar, Salah Satunya Sudah Punya Empat Edisi
Baca: Ini Loh Video amoral di WhatsApp Yang Aktrisnya Diduga Siswi SMAN 1 Samarinda
Baca: Heboh Beredar Video amoral di WhatsApp, Aktrisnya Siswi SMAN 1 Samarinda?
"Tak tahu jika alumni. Jika sudah alumni, kan bukan urusan sekolah lagi. Kami sudah cek dan tak menemukan di daftar siswa aktif sekolah. Saya jamin 1.000 persen. Pihak sekolah mulai tahu sejak sore tadi (kemarin). Ini harus diluruskan. Kalau sudah menyangkut nama sekolah, nanti sekolah yang jadi buruk namanya. Padahal, ini bukan siswa kami. Pengecekan data alumni, kami tak tahu. Untuk data (Alumni), masih belum dicek," ucapnya.
Budiono pun mengajak ada perbedaan yang harus diambil masyarakat, dalam menyikapi tersebarnya video tak senonoh tersebut.
"Jadi, ini masalah pribadi seseorang. Kalau kejadian di luar sekolah, ya kami mana mampu deteksi 1.000 anak, Kejadiannya dimana dan bagaimana. Ketika pribadi sudah lepas dari sekolah (alumni), ya lepas pula tanggung jawab. Sedangkan tak lepas saja, kalau kejadiannya tak di dalam sekolah, ya mana mampu sekolah bertanggung jawab. Jadi tak perlu dihubung‑hubungkan lagi. Jumlah siswa kami ada 1.039 siswa. Apa mungkin, guru yang hanya 50 orang bisa mendeteksi seluruh kegiatan di luar sekolah. Ini tanggung jawab ortu masing‑masing dan juga masyarakat," katanya.
Baca: Inilah Bukti Nyata Kekuatan Make Up Bisa Ubah Wajah Orang Secara Drastis, Tak Perlu Operasi Plastik!
Baca: 3 Gol Bawa Kemenangan Barcelona di Kandang Lawan, Inilah Hasil Copa del Rey
Baca: Meski Sudah Berhubungan Seks dengan Wanita Lain, Pria Tak Menganggap Itu Selingkuh
Ia pun menyebut, adanya desas‑desus penyebaran video di medsos, yang menyebut nama Smansa sudah merugikan sekolah.