Ribuan Warga Was-was saat Pengibaran Bendera Raksasa, Tiang Berbunyi Kreek-kreek
Ribuan pasang mata yang antusias mengikuti upacara peringatan 89 tahun Hari Sumpah Pemuda tingkat Kaltim yang dirangkai pemecahan rekor dunia
TRIBUNKALTIM.CO - Ribuan pasang mata yang antusias mengikuti upacara peringatan 89 tahun Hari Sumpah Pemuda tingkat Kaltim yang dirangkai pemecahan rekor dunia pengibaran Bendera Merah Putih raksasa di atas tiang bambu setinggi 110 meter, Sabtu (28/10) kemarin sempat dihantui rasa was-was.
Pasalnya, ketika bendera Merah Putih berukuran 20x50 meter atau 1000 meter persegi dikerek naik, tiang penyangga dari kayu nibung sempat mengeluarkan suara gemertak. 'Kreek, kreeek, kretek-kretek' seperti hendak patah.
Perasaan was-was juga dialami Supriyadi, Andalan Nasional Kwartir Nasional Pramuka yang turut hadir memimpin jalannya prosesi penaikan bendera Merah Putih. Kekhawatiran Supriyadi beralasan, mengingat kencangnya angin laut yang berhembus di sekitaran lokasi pengibaran yang berada di Pantai Corong, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Baca: VIDEO TEASER Ikon Kota Yang Mulai Hilang
"Ini, saya teriak lagi, saya membayangkan, kalau tertahan (benderanya) bisa roboh (tiang bambunya). Kalau lima kapal pinisi aja bisa digeser sama bendera ini, apa lagi ini (tiang bendera)," tutur Supriyadi yang juga inisiator kegiatan kibar bendera 1000 M2 tersebut.
Untungnya, panitia sudah menyiapkan berbagai cara detail keamanan rancang bangun hingga mampu menahan berat bendera raksasa itu. Mulai pemancangan tiang pondasi sedalam 4 meter dan tali penahan di tiap sisi salah satu bangunan tertinggi di Kabupaten PPU.
Termasuk, pengurangan bobot bendera seluas 1000 M2 yang hanya seberat 180 kg. Jauh lebih ringan dibandingkan bobot kain bendera dengan ukuran sama yang digunakan saat memecahkan rekor serupa di Pantai Lamaru Balikpapan tiga tahun silam, yakni seberat 350 kg.
Baca: Bhayangkara FC Bertengger di Puncak Klasemen, Warganet Malah Sarankan Spaso Pindah Klub
Bendera Merah Putih itu sendiri, jelas Supriyadi dibuat selama 10 hari oleh penjahit asal Jakarta bernama Ibenk. Bersamaan dengan pembuatan tiang bambu pionering setinggi 110 meter. Kerja keras membangun tiang bambu sejak 10 Oktober silam berujung manis. Sekitar pukul 10.16 Wita, bendera kebangsaan Indonesia itu sukses berkibar.
Tepuk tangan masyarakat bergemuruh di sepanjang Pantai Corong. Beberapa pasukan pengibar bendera tampak berpelukan, memberi hormat dan berjabat tangan. Masyarakat pun terus mengabadikan momen langka dengan berswafoto dengan latar belakang tiang bendera tertinggi di dunia. (*)