Pabrik Mercon Meledak
Berkecamuk, Beginilah Perasaan Istri Tukang Las yang Diduga Jadi Penyebab Ledakan Pabrik Mercon
Menurut Nur, suaminya tidak bisa serta merta disalahkan dari kejadian kebakaran pabrik petasan yang menewaskan 48 orang itu.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Perasaan tak menentu berkecamuk di dalam diri Nur.
Sebab, di satu sisi ia masih mengharapkan suaminya, Subarna Ega, selamat dari ledakan dan kebakaran hebat di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Di sisi lain, ia pun khawatir nasib suaminya setelah kepolisian menetapkan dia sebagai tersangka.
Subarna merupakan tukang las yang diduga menjadi pemicu awal ledakan dan kebakaran di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses dengan korban tewas mencapai 48 pekerja pada Kamis (26/10/2017) lalu.
Ia ditetapkan sebagai tersangka lantaran percikan api dari kegiatan las yang dilakukannya menjadi penyebab ledakan dan kebakaran di pabrik tersebut
Menurut Nur, suaminya tidak bisa serta merta disalahkan dari kejadian kebakaran pabrik petasan yang menewaskan 48 orang itu.
Sebab, Subarna Ega hanya menjalankan perintah tugas dari atasannya untuk melakukan pengelasan.
Baca: Diduga Tewas, Polisi Ambil Sampel DNA Ayah Tukang Las Pabrik Mercon yang Meledak
Sementara, sebelumnya Subarna hanya bertugas sebagai sopir mobil boks pengantar barang di kantor pusat PT Panca Buana Cahaya Sukses, Jalan Kamal Raya, Jakarta Barat.
"Ya kalau tersangka boleh tersangka, tapi dia kan namanya orang pekerja disuruh sama bosnya, ya pasti kerja. Soalnya kan kerjaannya dia kan bukan tukang las, tapi sopir," ungkap Nur.
Nur menceritakan, sejak dua tahun lalu Subarna bekerja sebagai sopir mobil boks pengantar material di kantor pusat PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Baca: Tukang Las Jadi Tersangka, Sang Istri yang Lagi Hamil Pernah Mencarinya di RS Polri
Namun, karena operasional di kantor pusat sedang menurun, pada sekitar dua bulan lalu seorang atasan meminta dia untuk melakukan pengelasan untuk proyek di pabrik dan gudang PT Panca di Kosambi, Tangerang.
Dan Subarna tidak bisa menolak permintaan tersebut kendati ia tidak punya pengalaman teknik dan keselamatan dalam pengelasan.
"Ya dia mau nolak bagaimana? Namanya orang kerja butuh, takut dipecat sama majikan. Ya terpaksa dilakuin," ujarnya.