Dana tak Kunjung Turun, Revitalisasi kawasan Citra Niaga pun masih sebatas niat
Keinginan Pemkot Samarinda merevitalisasi kawasan Citra Niaga sepertinya masih sebatas niat, karena belum jelas kapan dilaksanakan.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Keinginan Pemkot Samarinda merevitalisasi kawasan Citra Niaga sepertinya masih sebatas niat, karena belum jelas kapan dilaksanakan. Kepala UPTD Citra Niaga Herison mengatakan, ide merevitalisasi Citra Niaga sudah ada bahkan sebelum dirinya menjabat sekitar lebih 4 tahun silam. Namun, meski ingin melakukan revitalisasi, tak pernah ada anggaran yang turun ke Citra Niaga untuk modal perbaiki kawasan.
"Ini masalah niat saja. Sudah dua kali kami ajukan dana untuk pembangunan kembali Citra Niaga. Nominalnya Rp 200 Miliar. Tetapi tak turun-turun. Desain yang kami ajukan, dari dana itu, Citra Niaga bisa dibuat dua lantai. Sudah saya ajukan juga ke Dinas Pasar, karena Citra Niaga di bawah Dinas Pasar, " ujar Herison saat ditemui Tribun, Senin (30/10).
Kalau begini, revitalisasi cuma niat saja. Kenapa Taman Samarendah bisa dibangun, tetapi untuk Citra Niaga yang merupakan warisan sejarah Samarinda ini tak didukung.
Ia pun menyatakan pemkot tak perlu repot-repot memikirkan konsep bagaimana sebaiknya Citra Niaga dikembangkan ke depan. Apakah meniru city walk atau konsep yang lain, semuanya bisa dilakukan, jika kucuran dana sudah ada.
"Tak perlu repot-repot desain mau ini itu. Kalau dana tak turun, ya tak bisa semua dilakukan. Sekarang, untuk Festival Mahakam saja, Citra Niaga tak masuk tujuan yang disertakan. Saya suka malu, kenapa jalan di Tepian bisa berlampu semua, tetapi di sini, gelap kalau malam," ungkapnya.
Jalan di sekitar tak ada lampunya. Kalau diseriusi, banyak perusahaan di Samarinda. Minta CSR lampu di Citra Niaga kan itu sudah sangat membantu. Apakah karena kurang dana, sampai harus membuat nilai sejarah Citra Niaga hilang begitu saja. "Saya minta senter dan borgol saja sampai sekarang belum dikasih-kasih," ucap Herison.
Ia membandingkan, jika seandainya dana untuk pembangunan Taman Samarendah itu bisa digunakan untuk revitalisasi Citra Niaga. Pasti saat ini, sudah ada kebanggaan di Citra Niaga yang sempat hilang tersebut.
"Coba kalau di sini sudah direvitalisasi. Kan sudah jelas kemana arahnya. Untuk pedagang dan juga maskot kota," kata Herison.
Sejauh ini, ada dua solusi yang ditawarkan Herison untuk merevitalisasi Citra Niaga. Pertama melalui dana APBD yang diturunkan senilai Rp 200 miliar, atau ide agar Pemkot bisa melakukan pinjaman ke bank untuk perbaikan petak toko pedagang. Nantinya, dana bisa diambil dari retribusi pedagang yang berjualan di sana.
"Sudah dihitung semua. Misalnya, per petak itu butuh biaya Rp 30 juta. Pinjam ke bank melalui Pemkot. Nanti pedagang yang bayar. Dibuat tertulis, harus melunasi semua jika ingin tetap berjualan di Citra Niaga. Kasarannya, dengan Rp 30 juta dibagi 5 tahun pinjaman. Perbulan pedagang harus bayar Rp 5 ratus ribu. Kalau dibuat per hari, hanya RP 16 -17 ribu saja yang harus dibayar pedagang. Kan ini bisa digunakan. Jika sudah ada massa yang datang dengan membaiknya fasilitas di Citra Niaga, otomatis pembeli itu akan datang saja. Masalah biaya harga, kalau tempatnya sudah dibuat sedemikian rupa, pasti akan banyak transaksi. Ini permasalahan niat saja," ucapnya.
Hal itu belum lagi, jika ditambah komitmen Pemkot dan perusahaan-perusahaan di Samarinda untuk membantu kembangkan Citra Niaga. (*)