IFRC ke 17 Dibuka Kepala Inspektur Tambang Ditjen Minerba

“Terselenggaranya IFRC, yang merupakan kegiatan nasional, di Kutim turut membantu promosi kabupaten ini di tingkat nasional.

TRIBUN KALTIM / MARGARET SARITA
Penekanan tombol sirine tandai dimulainya ajang IFRC ke 17 dengan PT KPC sebagai tuan rumahnya 

Laporan Wartawan TribunKaltim.co, Margaret Sarita

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Amolango !  Amole ! Amolango ! Amole !! Ajang Indonesian Fire & Rescue Challenge (IFRC) 2017 yang digelar di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, telah dibuka, Sabtu (4/11/2017).‎

Pembukaan IFRC ditandai dengan penekanan tombol sirene bersama-sama oleh COO PT KPC, Muhammad Rudi, Wakil Bupati Kasmidi Bulang, Chairwoman IFRC, Lydia Hardiani, Kepala Inspektur Tambang dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara,  M Hendrasto, dan jajaran FKPD Kutim, setelah sebelumnya dilakukan pemberian botol minuman pada lima perwakilan peserta oleh COO PT KPC Muhammad Rudi.

"Ajang IFRC merupakan bagian bagi tim rescue perusahaan untuk mengkalibrasi kembali pengalaman dan teknologi yang dimiliki. Kesempatan untuk melihat bagaimana perusahaan lain melakukan penyelamatan dan kesempatan berlatih. Sehingga saat dibutuhkan, selalu siap beraksi," kata Rudi.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Inspektur Tambang, M Hendrasto yang mewakili Dirjen Mineral dan Batubara mengatakan memiliki tim penyelamatan dan penanganan bencana yang sigap, cekatan dan terlatih sangatlah penting bagi perusahaan pertambangan yang termasuk dalam kategori industri beresiko tinggi.

“Data statistik kecelakaan tambang hingga 1 November 2017, tercatat 22 kecelakaan tambang yang mengalami luka berat dan sembilan meninggal dunia. Hasil investigasi terdapat juga permasalahan pengelolaan tim tanggap darurat di lapangan, salah satunya terlambatnya waktu penyelamatan. Kami berharap, kegiatan ini dapat lebih meningkatkan kemampuan padara tim emergency response,” ungkap Hendrasto.‎

Sebelumnya, Wakil Bupati Kasmidi Bulang dalam kesempatan tersebut mengenalkan Kabupaten Kutai Timur yang tidak hanya ada pertambangan batu bara saja, tapi juga ada beberapa kawasan wisata menarik serta kawasan cagar budaya bersejarah, terutama karst Sangkulirang-Mangkalihat.

“Terselenggaranya IFRC, yang merupakan kegiatan nasional, di Kutim turut membantu promosi kabupaten ini di tingkat nasional. Karena Kutim tak bisa selamanya mengandalkan pertambangan, tapi juga sumber daya lainnya, salah satunya pariwisata,” kata Kasmidi. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved