Di Balik Keberhasilan Mahasiswa ITK Ciptkan Mobil Listrik, Ternyata Mereka Rela Cari Utang
Hanya bermodal pengetahuan, semangat dan sejumlah dana sekitar Rp 30 juta, mereka berhasil membangun kendaraan listrik
TRIBUNKALTIM.CO - "TIDAK ada rotan, akar pun jadi". Pepatah itu dirasa masih relevan disematkan pada keberhasilan tim Student Automotive Association (SAA) Institut Teknlogi Kalimantan (ITK) yang berhasil membuat mobil listrik bernama Enggang Evo 1.
Hanya bermodal pengetahuan, semangat dan sejumlah dana sekitar Rp 30 juta, mereka berhasil membangun kendaraan listrik yang diklaim pertama di Kalimantan itu.
Dikemukakan Jordan Ananda Purnomo, si pencetus Enggang Evo 1, Divisi Mesin dan Roda Penggerak Tim Mobil Listrik SAA, mobil listrik ini merupakan pengembangan dari Enggan sebelumnya. Tentu saja tim yang solid dan dibekali ilmu pengetahuan yang lumayan mumpuni di bidangnya, mulai kelistrikan, mesin, sampai material.
Baca: Mahasiswa ITK Berhasil Ciptakan Mobil Listrik, Ini Biaya yang Dihabiskan
Tak cukup hanya bermodal semangat, impian itu kata dia harus ditunjang sokongan dana untuk membeli berbagai material. Walaupun dibantu nominal rupiah yang banyak kampus, Jordan dan rekannya merasa sangat terbantu dukungan kampus berupa penyediaan fasilitas laboratorium serta pendampingan dosen pembimbing selama proses penyelesaian mobil listrik itu.
Sampai-sampai kata Jordan, banyak anggota SAA yang rela menyisikan sebagian uang untuk disumbangkan demi keberlangsungan proyek prestius itu. Tak pernah memaksa, apalagi banyak anggota yang merupakan anak kost. Termasuk pembelian baterai aki mobil seharga Rp 3,5 juta yang hasil sumbangan anggotanya.
Merasa belum cukup, mereka mencari pendanaan dari berbagai sponsor terutama perusahaan besar di Kaltim, alumni atau sesama tim lain yang berlaga di KMLI nanti. "Sponsor ada yang bentuk dana dan barang. Pengeluaran itu, ngga semua tercover dari sponsor, kalau nunggu sponsor ga jadi jadi mas,"ujar Jordan, Kamis (16/11).
Baca: Komentar Minor Netizen Seputar Kecelakaan Setya Novanto; Banyak Kejanggalan
Nah, karena masih kekurangan dana, Jordan mengaku tim dipaksa putar otak mendapatkan beberapa suku cadang. Seperti kaliper rem merek ternama, Brembo yang dipinjam dari rekan di Institut Teknologi Semarang, atau ban sepeda motor untuk mobil listrik yang dibeli dari sebuah toko loakan di Balikpapan.
Hal ini, terpaksa dilakukan karena sebagian dana sponsor baru diberikan setelah mereka dinyatakan resmi berlaga di KMLI 22-26 November nanti di Politeknik Negeri Bandung.
"(Dananya) ada yang utang dari teman Rp 2 juta. Karena dari sponsor memang ngasihnya setelah lomba, menang ngga menang. Kalau kami ngga ikut lomba, ya kami gagal total. Semoga dari pihak terkait harapan saya bisa membantu. Kalau ngga berangkat, akomidasi ngga tercukupi. Gagal total perjuangang setahun,"tuturnya.
Senada, Herdy Aditya, Manajer Program di SAA mengaku cukup dibuat pusing untuk biaya keberangkatan 15 orang anggota timnya di KMLI nanti, sangkin sulitnya pendanaan, mereka sepakat untuk membiayai sendiri tiket keberangkatan dengan kapal dari pelabuhan Semayang Balikpapan ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hari ini,(17/11).
"Untuk berangkat sebagian besar pakai dana sendiri,"ujarnya ditemui dikesempatan terpisah.
Baca: Skuat Borneo FC Resmi Diliburkan, Pesan Manajer Pemain Jangan Ikut Main Tarkam
Untuk mengangkut mobil listrik kebanggan mereka, disewalah sebuah mobil pick-up yang membawa mereka melewati jalur darat dari Surabaya ke kota kembang, Bandung. Untuk konsumsi, akomodasi selama kompetisi dan biaya pulang, walaupun diakuinya sudah ada penyisihan dan, namun masih jauh dari cukup.
"Ada sih, tapi masih kurang (dana). Kami sudah sisihkan dana kepulangan, tapi masih kurang banget. Sekitar Rp 4 juta, pulangnya juga segitu. Itu baru biaya mobil, kalau sama orang-orang bisa sampai Rp 6 juta lebih sekali jalan,"ujarnya. (*)