Breaking News

Baru Tahu, Ternyata Ini Alasan Cincin Kawin Dipakai di Jari Manis

saat melihat seseorang menggunakan cincin pada jari manis-entah kanan atau kiri- pasti Anda menduga orang tersebut telah memiliki pasanga

Blog.Orori
Ilustrasi Cincin perkawinan 

TRIBUNKALTIM.CO - Melihat seseorang menggunakan cincin di jari telunjuk kanan, Anda pasti bisa menduga bahwa dia belum menikah.

Namun, saat melihat seseorang menggunakan cincin pada jari manis-entah kanan atau kiri- pasti Anda menduga orang tersebut telah memiliki pasangan, entah tunangan atau menikah.

Asumsi ini memang terdengar sembarangan. Tapi, ternyata ada alasan historis mengapa kebanyakan orang memakai cincin kawin pada jari tersebut.

Baca: Deretan Menu Makanan di Pesawat, Kalau Bentuknya Seperti Ini, Apa Masih Nafsu Buat Makan?

Tradisi ini berasal dari zaman Mesir kuno.

Seperti dilansir dari BBC, para arkeolog telah menemukan bukti hieroglif bahwa pengantin wanita di masa itu menggunakan cincin kawin pada jari manis sebelah kiri.

Hieroglif adalah sistem penulisan yang digunakan di masa Mesir kuno yang dikenal sebagai hieroglifik (hieroglyphic) atau disebut pula hieroglif (hieroglyph).

Hieroglyph merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh orang-orang Yunani pada tahun 500 SM yang berasal dari kata ‘hieros’ yang berarti ‘suci’ dan ‘glypho’ yang berarti ‘mengukir’.

Baca: Undangan Pernikahan Kahiyang, Disebut Netizen Bikin Ivan Gunawan Nyesek

Orang Yunani menggunakan istilah ini karena mereka menggunakan huruf serupa untuk menulis teks suci mereka.

Menurut Mental Floss, orang Mesir yang pertama kali mulai memakai cincin kawin sebagai simbol keabadian, percaya ada "saraf halus" yang menyalurkan energi dari jari manis tersebut hingga ke jantung.

Jantung adalah organ untuk memompa darah dan dianggap sebagai pusat emosi manusia.

Orang Yunani dan Romawi kuno juga menggunakan cincin kawin di jari manis dengan alasan serupa.

Mereka percaya, vena amoris atau vena cinta menyalurkan energi dari jari tersebut menuju jantung.

Meski kepercayaan akan vena dan saraf tersebut tidak atau belum terbukti, negara-negara barat telah melanjutkan tradisi kuno itu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved