Destinasi
Menyusuri Sungai Mahakam tak Kalah Menarik dengan Wisata Amazon di Brasil
Kemudian, perjalanan masuk melewati perkampungan Pembangkit listrik Tanjung Batu, melalui Kampung Ambalat.
Penulis: Nevrianto |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kegiatan Exploring Pariwisata Kota Bangun, susuri Sungai Mahakam dan sekitarnya menggunakan kapal Wisata Pesut Kita dimulai 22 sampai 23 Desember.
Berangkat dari Dermaga Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, pukul 08.00 WITA, Jumat ( 22/12/ 2017).
Dengan perjalanan ke arah Hulu Sungai Mahakam kegiatan dimulai shalat Jumat di Masjid Al Muslihudin kawasan Loa Bukit, Desa Loa Ulung Kecamatan Tenggarong Seberang setelah perjalanan 2 jam menyusuri Sungai Mahakam.
Kemudian, perjalanan masuk melewati perkampungan Pembangkit listrik Tanjung Batu, melalui Kampung Ambalat.
Saat melewati Kampung Ambalat, di sisi kanan kapal pinggir sungai lebih dari 3 konveyor tambang batu bara berdiri kokoh.
Baca: Asyik, Nggak Usah ke Luar Negeri Lihat Sakura dan Naik Balon Udara, Cukup ke Kampung Ini Saja!
Baca: Di Sela Konser Ayat-ayat Cinta 2, Ada Doa untuk Melly Goeslaw yang Berada di Palestina
Baca: 128 Negara Termasuk Indonesia Dukung Resolusi PBB Tolak Sikap AS atas Yerusalem
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim Syafruddin Pernyata bersama Kepala Bidang Pengembangan Karya Seni Budaya Evvy Susani, dan rombongan Disbudpar Kaltim, serta komunitas semuanya berjumlah 35 orang tampak hadir menyempatkan diri reuni mengunjungi keluarga di Dusun Tanjung Belen Loa Ulung Tenggarong Seberang, merupakan kampung kelahirannya.
Kabid Promosi Eropa Bagian Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Pusat,
dan anggota Asita Kaltim, Joko Purwanto, mengungkapka,n sebenarnya sudah dari 1970 pihaknya menjual Mahakam dengan minat khusus wisatawan Eropa dan Australia dengan Eko Tourism dan Adventure.
"Ecotourism ditemukan sejak 1979, dan tahun 1990 sampai 1998 mengalami puncak kejayaan, setiap hari bule bule datang ke sini Sungai Mahakam. Sekitar 2000 karena ada aktivitas tambang batu bara dan ekonomi Eropa turun maka pengunjung ecotourism Sungai Mahakam juga turun," tuturnya.
Sekarang orang Indonesia domestik diharapkan bisa menikmati karena harus mengembangkan pasar domestik.
"Masih banyak warga dari Balikpapan, Bontang Kutim belum menyusuri Sungai Mahakam. Dengan adanya ekspose hari ini orang domestik harus menelusuri wisatawan Mahakam. Apalagi malam hari purnama sangat cantik. Wisata Sungai Mahakam sebenarnya tak kalah dengan wisata Sungai Amazon di Brazil, layak harus dikunjungi," jelasnya.
Harapan Presiden RI Jokowo Pariwisata 2019 jadi leading sektor devisa negara setelah leading sektor pertama industri sawit.

"Karena pariwisata semua bisa untung. Diharapkan pemerintah mempermudah izin pariwisata karena yang menikmati juga rakyat. Apabila jumlah pengunjung mampu 20 juta wisatawan tak menutup kemungkinan pariwisata jadi sektor utama devisa negara," tambahnya.