Tren Media Sosial, Ini 5 Medsos yang Bak Kota Mati, Hidup Segan Mati tak Hendak
Terkadang ada pemain baru yang cepat mencuri perhatian netizen untuk kemudian cepat pula dilupakan.
TRIBUNKALTIM.CO - Industri media sosial bisa dibilang cukup fluktuatif, terkadang ada pemain baru yang cepat mencuri perhatian netizen untuk kemudian cepat pula dilupakan.
Sebut saja Path yang sempat digandrungi di Indonesia lantas sekarang mulai ditinggalkan.
Ada juga Myspace yang dulunya menjadi sarang bagi para netizen untuk membuat profil yang benar-benar termodifikasi sesuai karakter.
Di antara jejeran media sosial yang trennya naik-turun, ada yang memilih tutup ada juga yang tetap lanjut walau mulai ditinggalkan penggunanya, sehingga kesannya seperti hidup segan mati pun tak hendak.
Berikut adalah lima media sosial yang gambarannya seperti demikian.
1. Google+

Ketika dirilis pada 2011 lalu, banyak yang memprediksi Google+ bakal jadi pembunuh Facebook. Awalnya sempat booming, pendaftar Google+ mencapai miliaran akun.
Kendati demikian, laporan dari Stone Temple Consulting pada 2014 menunjukkan pengguna aktifnya hanya sekitar 100 juta.
Dari jumlah tersebut, yang rutin mengunggah konten hanya 3,5 juta pengguna.
Angka itu tak sebanding dengan pengguna aktif Facebook yang diklaim dua miliar setiap bulannya. Rezeki Google memang sepertinya bukan di industri media sosial.
Sebelum Google+, upaya sang raksasa mesin pencari untuk mengalahkan Facebook digencarkan melalui Orkut dan Google Wave.
Walau terus-menerus gagal, Google sepertinya tak ingin menyerah dengan Google+. Hingga kini media sosial tersebut tetap beroperasi meski aktivitasnya sepi bak kota mati.
Baca: Berfoto saat Operasi hingga Pose dengan Pasien Sekarat, Tren Media Sosial di Rusia Ini Tuai Kritikan
Baca: Tak Cuma Staf dan THL, Pejabat pun Ikut Tes Urine, Ini Hasil Sekda Tohar
Baca: Predator Anak di Samboja Cabuli Korbannya Sejak 3 Tahun Silam