Takut Tertular Difteri, Warga Samarinda Antre Vaksin di Kantor Kelurahan

Bahkan antrean warga mengular mulai dari lobi pendaftaran di bagian depan kantor kelurahan hingga ke jalan raya.

Penulis: Doan E Pardede | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Doan Pardede
Warga yang didominasi ibu-ibu antre untuk mendapatkan imunisasi di kantor Kelurahan Sidodadi, Jalan DR Sutomo, Samarinda, Selasa (16/1/2018) 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Ratusan warga yang didominasi ibu-ibu dan balita memadati Kantor Kelurahan Sidodadi, Jalan DR Sutomo, Kota Samarinda, Selasa (16/1/2018).

Bahkan antrean warga mengular mulai dari lobi pendaftaran di bagian depan kantor kelurahan hingga ke jalan raya.

Baca: Waduh, Pulau di Indonesia Ditawarkan Lewat Situs Online. Segini Harga Jualnya

Kantor kelurahan ini memang menjadi salah satu titik pelaksanaan pemberian vaksin bagi masyarakat, pasca Kota Samarinda menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri, Senin (15/1/2018).

Kota Samarinda menjadi daerah keempat di Provinsi Kaltim setelah Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Barat, yang sudah menetapkan status KLB Difteri di wilayahnya.

Berkaitan dengan KLB, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda akan melakukan Gerakan Imunisasi Cegah Difteri, dengan kriteria : anak umur 2 bulan sampai dengan 7 tahun akan dilakukan imunisasi di Posyandu, dengan membawa kelengkapan seperti kartu KMS atau Buku Kesehatan Ibu dan Anak (buku pink).

Baca: Dolores O’Riordan Meninggal, 7 Fakta Tersembunyi dari Vokalis Cranberries yang tak Banyak Orang Tahu

Sementara untuk kriteria di umur di atas 7 tahun hingga 19 tahun, akan dilakukan imunisasi di sekolah.

Imunisasi di sekolah ini akan dilakukan secara selektif dan bertahap sesuai hasil PE dari DKK Samarinda. Dan DKK akan memberitahukan jadwal imunisasi di sekolah, 3 hari sebelum pelaksanaan imunisasi di sekolah tersebut.

Dan untuk warga dengan umur di atas 19 tahun, diharapkan bisa melakukan imunisasi mandiri dengan biaya sendiri di fasilitas kesehatan (faskes) yang ada, atau praktik-praktik dokter yang menyediakan imunisasi.

Baca: Alamak, Parahnya Jalan Menuju Kecamatan Sepaku, Anggota DPRD Sampai Rela Pilih Memutar

Namun khusus untuk kasus-kasus tertentu, biaya imunisasi bisa saja ditanggung pemerintah.

Mama Alif, salah seorang warga mengaku sangat khawatir tertular difteri. Oleh karena iru, kesempatan untuk mendapatkan imunisasi gratis ini menurutnya harus dimanfaatkan dengan sebaik-sebaiknya.

"Yang penting berusaha. Kalau berhasil atau nggaknya kan Tuhan," ujarnya.

Baca: Paling Banyak Dikonsumsi Dunia, Jahe Bisa Bikin Langsing Loh, Begini Cara Konsumsinya

Mama Alif menuturkan, kembali merebaknya wabah difteri ini mejadi tanda tanya besar bagi dirinya. Dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

"Ini kan sudah lama sekali ya nggak ada. Kok bisa ada lagi ya," ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved