70 Persen Karet yang Digunakan Pabrik Ini Berasal dari Petani Lokal, Lihat Standar yang Diterima
Petani karet di Kaltim, sudah terbiasa merendam karet berlama-lama sebelum dipasarkan ke pabrik.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hasil produksi petani karet di Kaltim mencukupi untuk memenuhi permintaan karet di PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC), Palaran, Samarinda.
Diketahui, kapasitas pabrik MKC per tahun sekitar 40 ribu ton. Sementara, produksi karet petani lokal mencapai 70 ribu ton per tahun.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil, Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Yus Alwi, mengatakan, Disbun sudah memfasilitasi petani karet lokal dengan PT MKC.
"Saat ini bisa dikatakan 70 persen kebutuhan PT MKC dipasok oleh petani lokal," kata Yus.
Kendala utama, menurut Yus terletak pada kualitas karet yang dihasilkan petani.
Petani karet di Kaltim, sudah terbiasa merendam karet berlama-lama sebelum dipasarkan ke pabrik.
Padahal, menurut Yus, merendam karet merupakan kebiasaan salah.
Baca juga:
Santer Kabar Bonek Menyerbu Supermarket, Store Manager Berikan Klarifikasi
Pilih Tinggalkan Liverpool, Empat Pemain Bintang Ini Justru Sukses Koleksi 40 Trofi Bergengsi
Dua Perwira Polisi Diproyeksikan Jadi Pejabat Gubernur, Begini Reaksi PAN
"Karena perhitungan harga jual itu bukan berdasarkan berat. Yang dihitung itu K3 (kadar karet kering)," kata Yus.
Budaya merendam karet, lanjut Yus, muncul lantaran kebiasaan petani menjual karetnya kepada tengkulak, yang dijual kembali di pabrik-pabrik di Banjarmasin.
"Di Banjarmasin memang pabriknya menerima karet yang direndam. Karena mereka punya mesin untuk mencacah karet tersebut," kata Yus.