Di Balik Fenomena Bulan Merah Berkarat yang Indah, NASA Ungkapkan Dampaknya di Bumi

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, kemunculan tiga fenomena bulan pada malam ini adalah sesuatu yang langka.

Chayanan
super blood moon 

TRIBUNKALTIM.CO -- Seperti yang dilaporkan sebelumnya, kemunculan tiga fenomena bulan pada malam ini adalah sesuatu yang langka.

Hal ini pun disetujui oleh ilmuwan National Aeronautics and Space Administration ( NASA) yang berkata bahwa fenomena bulan ini adalah langka dan luar biasa.

"Bulan nanti malam akan terlihat sangat besar dan lebih cerah di langit malam ini, lalu saat gerhana bulan akan berubah berubah menjadi warna merah berkarat yang indah," kata Petro, Deputi Proyek Ilmuwan untuk Lunar Reconnaissance Orbiter di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland, Selasa (30/1/2018).

Baca: 4 Fantasi Bercinta yang Biasa Dilakukan Pria dan Wanita, Nomor 3 Ehem Banget. . .

Namun, bukan itu saja yang akan menjadi perhatian NASA.

Dikutip dari Space, Selasa (30/1/2018), NASA akan mengamati dampak dari gerhana bulan total, seperti perubahan suhu di permukaan bulan saat masuk ke bayangan bumi.

Baca: 5 Fakta Hubungan Veronica Tan dan Teman Spesialnya, Pernah Terpergok Adik Ahok di Singapura!

"Seakan Anda keluar dari sinar matahari yang panas dan langsung masuk ke dalam bayangan bumi yang gelap. Permukaan bulan akan berubah dingin dan saat itu kita bisa melihat dan memahami karakter permukaan bulan," kata Petro.

"Mengamati perubahan suhu di permukaan bulan bisa memberi tahu kita ukuran partikel (dan) sifat permukaan yang biasanya tidak kita dapatkan dengan hanya mempelajari permukaan bulan saat siklus normal di siang hari," katanya.

Baca: Kain Kalimantan Naik Kelas, Desainer Cantik Ini Promosikan Fashion Urang Banua di New York!

Petro menambahkan bahwa gerhana bulan total nanti juga memberi petunjuk baru bagi ilmuwan NASA.

"Ini memberi kita kesempatan untuk menjelajahi secara jarak jauh, baik dengan data dari pesawat luar angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter atau dari pengamatan teleskopik, tempat yang mungkin ingin kami kunjungi di masa depan, atau tempat yang tidak dapat diakses oleh astronot," kata Petro. (Kompas.com/Michael Hangga Wismabrata)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved