Pasca Keracunan Siswa SMPN 2 Tarakan Diimbau Bawa Bekal dari Rumah
Kita imbau membawa bekal, karena kantin tutup sampai batas yang belum ditentukan. Sebab sampai saat ini kantin masih ditutup
Penulis: Junisah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Pasca terjadinya keracunan makanan yang dialami puluhan siswa SMPN 2 Tarakan, pihak sekolah langsung mengimbau kepada para siswa agar membawa bekal dari rumah.
"Kita imbau membawa bekal, karena kantin yang menjual makanan tutup sampai batas yang belum ditentukan. Sebab sampai saat ini kantin masih ditutup dengan police line," ucap Pelaksanan Harian (Plh) Kepala SMPN 2 Tarakan, Pither Mangalehe, Kamis (8/2/2018).
Pither mengungkapkan, untuk mengantisipasi anak-anak tidak membawa bekal dari rumah, pihak sekolah menjual roti dengan harga Rp 2.000 dan Rp 3.000 beserta minuman ringan yang dijual di koperasi sekolah.
"Kita jualan roti dan minuman ringan siapa tahu ada siswa yang tidak membawa bekal, sehingga bisa membeli roti di koperasi. Kebetulan saya ini juga kepala koperasi sekolah," ujarnya.
Ramlan, salah satu korban mengakui, akibat mengalami keracunan nasi uduk, ibundanya menyiapkan bekal untuk dibawa ke sekolah. Pasalnya orangtuanya khawatir dan trauma dengan kondisi Ramlan usai mengalami keracunan.
"Tadi pagi mama bawakan bekal nasi sama telur goreng. Mama bawakan bekal karena trauma melihat saya kemarin keracunan makanan. Padahal sebelumnya mama tidak pernah bawakan makanan," ujarnya.
Diakui Ramlan, dengan kejadian kemarin, ia pun agak sedikit trauma. Sebab ia tidak menyangka nasi uduk yang ia makan itu mengakibatkan kepalanya pusing dan muntah-muntah. Sekitar 30 menit ia langsung muntah-muntah.
"Habis makan nasi uduk, sekitar 30 menit kepala saya pusing dan muntah. Lalu saya pergi ke UKS dan diberikan minum air kelapa, tapi tetap masih pusing, jadi langsung diberikan pengobatan di Puskesmas Karang Rejo," ujarnya. (*)