KM Tarawani Baru Tenggelam Bak Ditelan Bumi, Tim Pencari Belum Temukan Petunjuk Sama Sekali
Di kapal tersebut, Wabup Kasmidi Bulang menanyai informasi seputar kejadian yang menimpa tujuh awak kapal Tarawani Baru.
Laporan Wartawan TribunKaltim.co, Margaret Sarita
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pencarian korban tenggelam akibat tabrakan kapal nelayan Tarawani Baru vs Tongkang Jaya Pratama Abadi (JPA-2) yang ditarik tugboat BiakVI di Tanjung Lampu, Desa Tanjung Mangkalihat, Kecamatan Sandaran, memasuki hari keempat, Rabu (14/2/2018).
Tim susulan yang dipimpin Wabup Kasmidi Bulang bersama Danlanal Sangatta, Letkol Laut (P), Mulyan Budiarta dengan menggunakan KAL Kudungga ikut bergabung dengan tim pencarian dari Basarnas, BPBD, Kepolisian serta Pos AL Tanjung Mangkalihat.
Pencarian hari keempat difokuskan pada kawasan perairan tempat terjadinya kecelakaan laut.
Dimana, menurut keterangan beberapa saksi, kapal nelayan Tarawani Baru asal Sangatta, Kabupaten Kutim, seperti ditelan bumi begitu saja.
Baca juga:
Duh, Dua Bocah Telantar Gara-gara Sang Ibu Pergi Smoothing ke Salon
Tugboat yang Tarik Tongkang Bermuatan Kayu Tabrak Pengaman Jembatan Mahakam
Harga Ikan Malaysia dan Tarakan Naik Hingga Rp 45.000 per Kilogram, Ini Penyebabnya
"Pasca kecelakaan kami langsung mendapat informasi dari awak tongkang. Kapal Tarawani Baru, tertabrak dan tergilas badan tongkang di bagian kanan. Namun, saat dilakukan pencarian tidak ada bekas-bekas atau sisa perangkat kapal yang naik ke permukaan. Seperti hilang ditelan bumi saja. Dua jam kami berputar melakukan pencarian, tidak melihat tanda-tanda sama sekali," ungkap Raflesius Sappe, chief officer Tugboat Biak VI saat dikunjungi Wabup dan Danlanal di tugboatnya.
Di sela pencarian, Wabup dan Danlanal mendatangi tugboat Biak VI yang ikut melakukan pencarian.
Di kapal tersebut, Wabup Kasmidi Bulang menanyai informasi seputar kejadian yang menimpa tujuh awak kapal Tarawani Baru.
"Saat ada kapal nelayan, kami sempat mengubah haluan. Namun, tongkang yang ditarik berjalan lambat dan akhirnya menabrak kapal nelayan. Saat itu awak kapal nelayan yang bernama Sukri, langsung bergelantung di tali pengikat ponton. Sehingga terselamatkan dalam musibah tersebut. Sementara enam awak kapal lainnya, masih berada di dalam kapal," ujar Raflesio.
Wabup Kasmidi Bulang mengatakan pencarian akan terus dilakukan hingga H + 7, nanti. Sebagaimana prosedur yang biasa dilakukan. Ia berharap enam korban yang masih dalam pencarian dapat segera ditemukan.
"Dukungan terhadap pencarian keluarga korban akan terus kami lakukan. Kami berharap para korban bisa segera ditemukan," ujar Wabup.