Hari Ke-8 Satgas Pamtas di Perbatasan Tidak Beri Laporan, Tiba-tiba Ada Panggilan Telepon Satelit
Sudah enam hari tidak laporan, saya rapat internal. Saya minta handphone satelit dicek jangan-jangan tidak ada pulsa.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Rasa kecewa sempat menghinggapi para personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Republik Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung saat mereka diminta pulang ketika sudah berada di Patok C200 atau sudah sekitar 15 hari perjalanan melakukan patroli di blank spot area.
"Saya laporkan ke Danrem kalau logistik tinggal dua hari. Sehingga mereka disuruh pulang. Karena sudah di Patok C200 disuruh pulang, mereka kecewa," ujar Komandan Satgas Pamtas Indonesia- Malaysia Batalyon Infanteri 621/Manuntung, Letkol Infanteri Rio Neswan, Rabu (21/2/2018).
Sembilan personel yang sedang melaksanakan misi di perbatasan Indonesia- Malaysia itu meminta diberikan kesempatan menyelesaikan patroli, meskipun dengan logistik yang sangat menipis.
"Mereka kemudian membagi dua tim. Sebagian membuat helipad dan sebagian menyelesaikan perjalanan. Pada 3 Februari 2018, satu tim ini sudah sampai di patok terakhir di C481," ujarnya.
Setelah tiba di tujuan akhir, tim patroli tidak pernah menyampaikan laporan hingga hari keenam mereka dalam perjalanan pulang. Padahal seharusnya setiap dua sampai tiga hari harus menyampaikan laporan.
"Sudah enam hari tidak laporan, saya rapat internal. Saya minta handphone satelit dicek jangan-jangan tidak ada pulsa. Ternyata masih ada. Baterai, ada 4 power bank yang dibekali ke mereka. Kemungkinan gangguan," ujarnya.
Memasuki hari ketujuh. Tak ada juga telepon yang masuk. "Saya mikir, kenapa bisa? Hari kedelapan saya harus laporan ke Danrem. Ini sudah delapan hari kembali tetapi tidak laporan. Saya laporkan, izin komandan 4 hari sampai dititik penjemputan. Tetapi sudah 8 hari tidak ada laporan ke kami. Apa nyasar? Rasa-rasanya tidak mungkin nyasar," ujarnya.
Pagi sekitar pukul 09.00 melaporkan kepada Komandan Korem, sekitar pukul 16.25 tiba-tiba ada panggilan telepon satelit yang masuk.
"Tanggal 3 Februari dia telepon. Saya bersyukur, saya langsung telepon Danrem. Dan diperkirakan 4 hari lagi sampai. Jadi selama 8 hari mereka tidak memberikan laporan ternyata karena kabut. Mereka jalan terus berkabut. Tidak mungkin menunggu. Nanti sudah di lembah pas sore atau malam," ujarnya.
Tanggal 14 Februari, para personel itu tiba di titik awal. "Sampai pulang sehat semuanya. Mereka pulang hanya dalam waktu 11 hari. Perginya selama 20 hari karena dia harus membersihkan patok, kemudian mendokumentasikan. Kalau pulang jalan terus," ujarnya. (*)