DKP Kaltara Jajaki Pengiriman Komoditas Perikanan ke Hong Kong Menggunakan Pesawat Kargo
Kalau lewat Balikpapan, tentu lebih cepat. Ini juga akan membuat gembira petani rumput laut. Karena rumput lautnya bisa mahal
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Selain mengupayakan ekspor hasil kelautan dan perikanan via kapal kargo, Dinas Kelautan dan Perikanan mengklaim sedang menjajaki kerjasama pengangkutan komoditas ekspor ke Hong Kong lewat pesawat udara kargo.
Pesawat kargo asal Hong Kong sudah melakukan penerbangan ke Jakarta enam kali dalam sepekan membawa barang elektronik. Namun kepulangannya ke Hong Kong, maskapai ini tidak mengangkut barang asal Indonesia.
"Jadi itu sangat disayangkan. Maskapai itu meminta kepada pemerintah (pusat) supaya kalau pulang ke Hong Kong bisa mengangkut hasil kelautan dan perikanan," kata Amir Bakry, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Utara, Minggu (25/2/2018).
Telah direncanakan dalam waktu dekat, pesawat kargo asal Hong Kong itu bisa mendarat di Bandara Internasional Juwata Tarakan setelah bertolak dari Jakarta. Dari Tarakan, kemudian meneruskan penerbangan ke Hong Kong.
"Kami harap pengusaha menyambut baik kegiatan ekspor ini. Artinya, pengusaha harus bisa mengisi kekosongan angkutan ke Hong Kong itu," ujarnya.
Komoditas yang bisa dibawa seperti kepiting, lobster, dan udang. Amir belum mengetahui pasti kapasitas angkut pesawat tersebut. Namun menurutnya, penerbangan ini akan memangkas biaya dan waktu ekspor. Komoditas yang diangkut dipastikan masih segar sampai di tempat tujuan.
"Kalau penerbangan ke Malaysia itu vakum karena terbangnya ke Singapura dulu. Kemudian dibawa jalur darat ke Kuala Lumpur. Sampainya cukup lama," ujarnya.
Dalam waktu dekat ini lanjutnya, bakal ada rapat koordinasi dengan maskapai asal Hong Kong itu beserra KSOP Tarakan di Jakarta.
"Maskapai ini direkomendasikan oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Kemudian bagusnya, ada orang Kalimantan Utara di Hong Kong yang sudah berhasil di sana. Dia dan beberapa pengusaha di sana, menantikan hasil laut dan perikanan dari sini," katanya.
Sebelumnya, dikatakan Amir, tanggal 19 Maret nanti, Kalimantan Utara akan mengekspor perdana rumput laut ke Hongkong. Belum diketahui pasti berapa ton rumput laut Kalimantan Utara yang akan disuplai ke negara itu.
Amir Bakri menjelaskan, kapal kontainer pengekspor rumput laut itu akan berlayar dari pelabuhan Malundung Tarakan menuju pelabuhan Kariangau Balikpapan, kemudian ke Hongkong.
Rentang jalur ekspor ini akan lebih cepat ketimbang jalur-jalur sebelumnya. Biasanya rumput laut asal Kalimantan Utara dikapalkan menuju Makassar dan Surabaya lalu diekspor.
"Kalau lewat Balikpapan, tentu lebih cepat. Ini juga akan membuat gembira petani rumput laut. Karena rumput lautnya bisa dibeli mahal oleh pengusaha," katanya.
Rencana ekspor perdana tersebut sudah dikoordinasikan Pelindo VI Balikpapan.
Setiap tahun Kalimantan Utara mampu memproduksi rumput laut sebanyak 311.037 ton. Nunukan menjadi daerah penghasil rumput laut terbesar yang produksi per tahunnya rerata 256.200 ton.
Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan juga menjadi daerah penghasil rumput laut. Bulungan sekitar 1.400an ton per tahun. Tarakan sedikit lebih banyak sekitar 53.615 ton. (*)