Hindari Kebangkrutan, Ini Langkah yang Diambil Starbucks
Peritel Starbucks tengah berbenah agar tidak semakin terlibas kelesuan ritel.
TRIBUNKALTIM.CO, NEW YORK - Peritel Starbucks tengah berbenah agar tidak semakin terlibas kelesuan ritel.
Starbucks kini memegang prinsip “lebih sedikit lebih baik”.
Dalam waktu dekat, Starbucks tidak akan lagi menjual aneka macam produk di gerainya.
Starbucks memilih untuk menjual produk tertentu saja yang dianggap potensial menghasilkan pundi-pundi.
Bukan tanpa sebab jika Starbucks mesti mengubah konsep seperti itu.
Berkaca pada penjualan akhir tahun 2017, Starbucks kurang mampu menunjukkan taringnya sebagai kedai kopi tersohor dunia.
Baca: Anaknya Cantik-cantik, Ternyata Begini Penampilan Ayah Nagita Slavina Tahun 80-an, Mirip Rafathar?

Pertumbuhan penjualan Starbucks hanya sebesar dua persen, jauh dari raihan beberapa tahun sebelumnya yang bisa mencapai dua digit.
Chief Executive Officer Starbucks Kevin Johnson menilai, rendahnya penjualan tersebut disebabkan ogahnya konsumen melirik suvenir khusus akhir tahun dan penawaran khusus yang ditawarkan Starbucks.
Karena itu, Starbucks kini lebih selektif dalam menjajakan produk-produknya.
Peritel asal Negeri Paman Sam itu berniat menghapus 200 produk, atau 30 persen dari jenis barang dagangan mereka.
Baca: Aset Bos First Travel Tinggal Rp200 Miliar, Jaksa: Tidak Akan Cukup untuk Ganti Kerugian Jemaah
Apa tujuannya?
Tak lain agar manajemen dapat lebih mudah menambah atau menghapus produk sesuai kebutuhan pasar.
Starbucks menjadi tidak terbebani oleh hal-hal yang tidak disukai konsumen.