Bukan Pendanaan, Ini Persoalan Terbesar UMKM di Bumi Etam
Persoalan utama yang dihadapi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kaltim dinilai bukan terletak pada aspek pendanaan.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Persoalan utama yang dihadapi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kaltim dinilai bukan terletak pada aspek pendanaan.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim, Fuad Assadien.
Menurut Fuad, persoalan utama yang dihadapi UMKM di Kaltim terletak pada manajemen dan jenis komoditi yang diusahakan.
"Jadi persoalannya bukan pada permodalan," kata Fuad, Selasa (6/3/2018).
Pasalnya, kata Fuad, banyak program pendanaan yang disediakan berbagai lembaga untuk UMKM. Namun, banyak di antara dana yang disiapkan ini tak dilirik oleh pelaku UMKM.
"Ada yang bersumber dari APBN. Ada dari APBD Kabupaten/Kota. Kukar misalnya, bahkan tanpa bunga. Walaupun sekarang pelaksanaannya (penyaluran pinjaman UMKM) di Kukar sedang dievaluasi," kata Fuad.
Pemprov sendiri, lanjut Fuad, juga menyiapkan pinjaman untuk UMKM melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim-Kaltara.
Baca juga:
Persiba Menang, Rahmad Masud Ingin Tahun Depan Adakan Lagi Trofeo
Pemerintah Kembali Buka Pendaftaran CPNS Tahun 2018, Inilah Sektor yang Diprioritaskan
Terkesan Antusiasme Masyarakat Indonesia, Ini Dia Empat Pemain Asing yang Berharap Dinaturalisasi
"Tapi dari laporan kawan-kawan, yang mengakses jauh lebih sedikit dari yang disiapkan. Belum lagi pinjaman berbunga rendah dari perbankan, KUR (kredit usaha rakyat), dan sebagainya," katanya lagi.
Bantuan untuk UMKM juga disediakan lembaga non bank. Contohnya koperasi.
"CSR (dana coorporate social responsibilities) untuk UMKM juga banyak disiapkan perusahaan-perusahaan raksasa di Kaltim," ungkap Fuad.
Kebanyakan, kata Fuad, para pelaku UMKM enggan berspekulasi mengenai kemampuan melunasi pinjaman.
"Ya itu tadi, mereka belum mendapatkan pola manajemen dan komoditi usaha yang pas. Sehingga ragu dan khawatir akan menjadi utang,” tutur Fuad. (*)