Setelah Diizinkan Menjadi Sopir Taksi, Inilah Perempuan Pertama Pemandu Wisata di Arab Saudi
Wanita berlatar belakang pendidikan arkeologi ini menguasai tiga bahasa asing.
TRIBUNKALTIM.CO, RIYADH - Setelah diperbolehkan bergabung dengan militer dan bekerja di pusat kendali lalu lintas udara, lapangan pekerjaan untuk perempuan Arab Saudi kini semakin terbuka.
Salah satunya yang terbaru adalah menjadi pemandu wisata. Seperti yang dijalani oleh Maryam Al-Harbi. Wanita berlatar belakang pendidikan arkeologi ini menguasai tiga bahasa asing.
"Kami telah mengikuti perubahan terbaru Arab Saudi dengan penuh minat, dan sekarang, kami memiliki alasan lain untuk pergi dan memeriksanya secara langsung," kata Maryam.
Ia merupakan pemandu wisata wanita pertama kerajaan, dan yang terbaik di negara ini, seperti dilapokran Arab News.
Al-Harbi diakui oleh Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Saudi. Mereka memuji usahanya untuk membuat kerajaan lebih mudah diakses oleh wisatawan.
"Ini adalah pekerjaan penting," Al-Harbi mengatakan kepada Arab News. Dia sangat menyadari dampak yang ditimbulkannya terhadap kesan masyarakat Arab Saudi.

"Pemandu wisata adalah duta besar yang menyampaikan budaya dan warisan negara tersebut kepada wisatawan dan memperoleh budaya lain sebagai imbalannya," katanya.
Al-Harbi, yang berbicara bahasa Inggris, Arab dan Turki dan sedang berlatih bahasa Mandarin-nya, adalah seorang mahasiswa master di King Saud University yang mempelajari barang-barang antik, laporan Arab News. Ini membuatnya sangat cocok untuk industri ini.
"Profesi itu pada satu waktu diperuntukkan bagi pria di Arab Saudi, namun beberapa delegasi wanita ingin memiliki pemandu perempuan," katanya.
"Kualifikasi universitas saya berperan dalam meningkatnya permintaan pemandu wisata di kalangan wanita Saudi."
Al-Harbi berharap bisa menginspirasi wanita lain untuk bergabung dengannya sebagai pemandu wisata, dan ada banyak gerakan yang terjadi di kerajaan untuk mendapatkan lebih banyak wanita yang bekerja.
Perubahan ini muncul sebagai bagian dari Visi 2030, rencana ekonomi pasca-minyak ambisius Arab Saudi yang berharap dapat meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan diversifikasi industri negara.
Inisiatif ini, yang dipelopori oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, bertujuan untuk menjadikan Saudi tujuan wisata yang lebih modern dan ramah.
Pangeran mahkota juga berada di belakang sebuah inisiatif untuk mengubah 200 kilometer pantai Laut Merah negara itu menjadi serangkaian retret mewah.
"Kami akan terus menginformasikan Anda saat segala sesuatu berkembang."