Pilgub Kaltim 2018
Ekonom UI Kritisi Pembangunan Mal di Kaltim, Reaksi Pasangan Cagub-Cawagub Ini tak Terduga
Ia pun menyarankan agar pemerintah membangun ruang terbuka untuk publik yang bernilai edukasi.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani | Editor: Syaiful Syafar
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pasca merosotnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 hingga 2016, Provinsi Kalimantan Timur harusnya melakukan transformasi ekonomi terutama di dua sektor strategis, pertanian dan pariwisata.
Membangun mal dalam jumlah banyak justru tidak efektif mendatangkan pendapatan bagi daerah.
Hal itu diungkapkan Faisal Basri, ekonom yang juga merupakan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini.

Ia pun menyarankan agar pemerintah membangun ruang terbuka untuk publik yang bernilai edukasi.
Menurut Faisal, Kalimantan Timur dengan kekayaan sumber daya alamnya memiliki kemampuan untuk menjadi provinsi maju di Indonesia.
Hanya saja, diperlukan pemimpin yang transformatif yang mampu mengubah arah kebijakan untuk tidak melulu mengeksplorasi migas dan batu bara. Melainkan berani mengembangkan pertanian modern berbasis agroindustri serta membangun pariwisata secara komersil.
Kritik Faisal Basri soal geliat pembangunan mal rupanya juga menjadi perhatian serius salah satu pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang berlaga di Pilgub Kaltim 2018.
Paslon nomor urut 4, Rusmadi-Safaruddin, tegas menyatakan bakal menghibahkan lahan eks Puskib kepada Pemkot Balikpapan bila diberi amanah memimpin Kaltim lima tahun ke depan.
Pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Hanura itu sepakat untuk mendorong lahan eks Puskib menjadi ruang terbuka hijau (RTH) di Balikpapan.
"Lahan yang dulu mau dijadikan mal, serahkan saja ke Balikpapan. Ditunggu gak jadi-jadi. Itu menggantung, membuat tempat lahan itu tak produktif. Padahal cocok dibuat hutan kota," ujar Cawagub Kaltim nomor urut 4, Safaruddin kepada TribunKaltim.co.

Seperti diketahui, lahan eks Puskib saat ini masih berstatus milik Pemprov Kaltim.
Pemprov Kaltim telah berencana akan membangun supermal di atas lahan tersebut. Namun kenyataannya, sampai hari ini lahan eks Puskib masih tidur pulas.
Penundaan kerja sama yang dilayangkan investor kepada Pemprov Kaltim jadi salah satu faktor mangkraknya proyek tersebut, dimana memasuki tahun ke-4 belum ada deal yang diharapkan.
Akibatnya proyek ini banyak menuai sorotan.