Banjir di Samarinda
Warga Korban Banjir Enggan Mengungsi, Wanita Hamil Terpaksa Tidur di Mobil
Banjir yang melanda Kota Samarinda sejak Rabu (21/3) membuka duka bagi warga yang rumahnya terendam.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Banjir yang melanda Kota Samarinda sejak Rabu (21/3) membuka duka bagi warga yang rumahnya terendam. Kawasan Samarinda Seberang, Loa Janan Ilir, dan Sungai Kunjang menjadi kawasan yang terdampak cukup parah banjir.
Akibat banjir itu, warga harus diungsikan ke tempat yang aman. Kendati demikian, tak sedikit warga memilih untuk bertahan di rumahnya masing-masing. Yusuf (36), pria asal Pinrang, Sulawesi Selatan, yang bermukim di Jl APT Pranoto, Rapak Dalam memilih tetap bertahan di rumahnya bersama dengan keluarganya.
Dirinya enggan mengungsi karena harus menjaga barang-barang dagangan. Pasalnya rumah yang dihuni juga sekaligus toko yang menjual barang kebutuhan pokok.
Baca: Samarinda Banjir, Berlakukan Status Tanggap Darurat, BPBD Siaga Evakuasi Warga
"Banyak barang, kalau tidak dijaga takut hanyut keluar, sebagian barang elektronik sudah saya keluarkan," ucapnya, Kamis (22/3).
Selain Yusuf, istrinya yang bernama Husriani (21) juga memilih bertahan bersamanya, kendati saat ini istrinya tengah hamil dengan usia kandungan 7 bulan.
"Tidak mau juga ngungsi, pilih disini saja sama saya jaga barang. Kalau anak pertama saya sudah di rumah mertua, ini sekarang lagi hamil anak kedua," ungkapnya.
"Tadi tidur dia (istrinya) tidur di mobil saja, kalau saya belum ada tidur sejak semalam, karena air mulai naik sekitar jam 21.00 Wita, kemarin (21/3) malam," tambahnya.
Lanjut dia menjelaskan, banjir kali ini merupakan kali kedua terjadi, setelah tahun 2012 silam. Namun, menurutnya saat ini lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ini lebih parah, kami sebagai warga biasa hanya bisa berharap agar tidak lagi banjir, karena kita yang dirugikan," terangnya.
Baca: Hari Semakin Gelap, Banjir Masih Menggenangi Kawasan Permukiman Warga
Dia pun menaksir kerugian yang dideritanya mencapai Rp 10 juta lebih, pasalnya tidak sedikit barang dagangan dan barang elektronik yang terendam. "Puluhan juta kerugian, banyak dagangan yang kerendam," ucap Yusuf.
"Kami serahkan ke pemerintah saja, bagaimana penanganannya agar tidak terulang lagi. Dan, harapan saya kepada paslon Gubernur Kaltim nanti, agar bisa menuntaskan soal banjir ini, karena yang dirugikan kami masyarakat," tutupnya.
Akibat banjir di kelurahan tersebut, terdapat 3.553 jiwa dari 1.045 kepala keluarga yang harus mengungsi terlebih dahulu. Kendati masih banyak warga yang memilih bertahan di tempat tinggal masing-masing.
"Tadi malam tidak ada yang tidur, kami berjaga dan standby di pinggir jalan, banjir sampai sepinggang orang dewasa tadi malam, ini sudah surut," ungkap seorang warga, Kamis (22/3).