Pilgub Kaltim 2018

Isran: Banyak Belajar dari Kepemimpinan Lee Kuan Yew

Disebutnya, perangkap SDA adalah hal yang harus diselesaikan pemimpin Kaltim ke depan.

TRIBUN KALTIM/ANJAS PRATAMA
Isran Noor saat bertemu langsung dengan masyarakat didampingi Ketua Tim Pemenangan, Aji Sofyan Alex. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Anjas Pratama

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Ide ekonomi Kaltim yang harus lepas dari ekonomi tak terbarukan dari SDA menuju ekonomi sustainable dari sumber dayang yang terbarukan juga masuk dalam pemikiran Isran Noor, Cagub Kaltim nomor urut 3.

Disebutnya, perangkap SDA adalah hal yang harus diselesaikan pemimpin Kaltim ke depan.

“Contoh saja, saat menjadi pemimpin Kutim, saya tidak bisa merima kenyataan bahwa eksploitasi minyak bumi, gas alam, dan batubara tidak memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Kenapa? Karena pemiliknya berasal dari luar Kutim ataupun Kaltim. Ini membuat proses ekonomi sektor SDA, hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu saja, tidak langsung menyentuh masyarakat luas,” ucap Isran Noor.

Baca: Banyak Kejutan! Ini 5 Fakta Menarik di Pekan Pertama Liga 1, Nomor 4 Dialami Klub Kaltim

Isran pun menyebutkan bahwa perubahan ekonomi secara cepat dan juga berkelanjutan ini, bisa dimunculkan dengan meniru beberapa tokoh-tokoh besar yang sukses kembangkan daerahnya.

Salah satunya, adalah Bapak Pembangunan Singapura, Lee Kuan Yew.

“Jujur saya akui, dalam memimpin Kutim, saya banyak belajar dan mencontoh kepemimpinan Lee Kuan Yew (Mr. Lee). Singapura yang awalnya negara dunia ketiga yang terbelakang, sukses diubahnya menjadi negara industri yang modern. Singapura bisa, kenapa Kaltim tak bisa. Singapura itu, luasnya kurang lebih sama dengan Jakarta. Terlebih, Singapura tidak memiliki lahan yang luasnya sama dengan Kaltim,” ucap Isran.

Salah satu yang dicontoh Isran, adalah bagaimana kuatnya Mr Lee dalam merampungkan visinya sehingga bisa membuat Singapura menjadi negara modern.

Baca: Terungkap, Nikita Mirzani Ternyata Sudah 2 Bulan Menikah dengan Dipo Latief

“Di awal pembangunan, SIngapura memiliki dua lembagapenting, yakni Housing Development Board (HBD) , yang mengurusi perumahan serta Economic Development Board (EDB). EDB ini mirip seperti Bappenas di Indonesia. Mr. Lee langsung fokus bagaimana meningkatkan ekonomi didukung dengan prasaran yang harus ditingkatkan,” ucapnya.

Namun, diakui Isran, visi yang jelas serta terukur, tak hanya harus diucapkan, tetapi juga dikawal hingga visi menjalar ke seluruh pihak, termasuk pada kalangan ASN, Kepala Dinas, sehingga visi bisa dijalankan.

“Mr. Lee terapkan kepemimpinan tak pandang bulu. Semua yang melanggar aturan, dihukum. Contoh, membuang sampah di Singapura dihukum sangat keras di Singapura. Ketegasan dalam memimpi itu diperlukan. Bagi saya pribadi, modal pemipin itu ada tiga, yaitu kecerdasan, keberanian dan empati. Pemimpin jika cerdas saja, tetapi tak miliki keberanian, akan menghasilkan pemimpin yang tidak berani mengambil resiko. Cerdasa tanpa keberanian, terkesan pemimpin yang bertele-tele,” ucapnya.

Baca: Gerindra Sebut tak Bisa Dukung Rizieq Shihab Jadi calon Presiden

Ia pun mengambil contoh, bagaimana suatu daerah dianggap menjadi negara high income coutry atau negara maju oleh Bank Dunia. Itu bisa terjadi jika kontribusi pertaniannya sekitar 4 persen, industri sekitar38 persen dan sektor jasa menyumbang sekitar 58 persen.

Baca: Gerindra Sebut tak Bisa Dukung Rizieq Shihab Jadi calon Presiden

“Kaltim saat ini, justru masih sangat-sangat besar ekonomi yang bergantung pada SDA. Data yang ada sekitar lebih 40 persen dari pertambangan. Sementara, sektor ekonomi lain, jauh dibelakang,” ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved