Tolak Pabrik di Karst, 3 Pemuda Mapala Lakukan Aksi Semen Kaki di Depan Gubernuran

Satu dari tiga perwakilan itu, yakni Abe, mahasiswa Pencinta Alam dari kampus IAIN, Samarinda.

TRIBUN KALTIM/ANJAS PRATAMA
Abe (paling depan), mahasiswa Mapala IAIN Samarinda bersama perwakilan Mapala lain se-Kaltim saat lakukan aksi semen kaki di dermaga depan Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (28/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Anjas Pratama

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tiga perwakilan dari Mapala se-Kaltim, lakukan aksi semen kaki di depan kantor Gubernur Kaltim, Rabu (28/3/2018).

Aksi dilakukan sebagai bentuk penolakan akan masuknya pabrik semen di kawasan Karst, hingga Biduk-Biduk, Berau, Kaltim.

Satu dari tiga perwakilan itu, yakni Abe, mahasiswa Pencinta Alam dari kampus IAIN, Samarinda.

Baca: Begini Alat Milik Bank Indonesia untuk Intervensi Langsung Inflasi

"Sudah disemen sejak jam 12.00 WITA tadi. Tetap akan seperti ini, sampai malam hari. Kemungkinan, aksi penyemenan kaki dilakukan sekitar 6 jam," ucapnya.

Selain lakukan semen kaki, di dermaga depan kantor Gubernur tersebut juga dipajang beberapa kreasi hasil foto kamera yang menunjukkan keindahan alam dari Karst, hingga kehidupan nelayan dan masyarakat di kawasan Biduk-Biduk.

Koordinator aksi aksi semen kaki, Sutrisno, ikut bersuara terkait agenda hari itu saat ditemui di lokasi.

Baca: Purnawirawan Usulkan Saat Pensiun Seharusnya Otomatis Jadi Anggota Pepapbri

"Silakan dilihat sendiri, bagaimana keindahan alam di Karst, serta kawasan Biduk-Biduk. Apakah ini ciri pemerintah yang merakyat, jika keindahan alam harus diganti dengan rupiah besar dari pabrik semen ?," ucapnya.

Apalagi, disebut Sutrisno, riwayat ekonomi tambang sudah lumrah diketahui, tak memberikan dampak menyejahterakan daerah di sekitarnya.

Baca: Pilih Dejan Antonic, Begini Alasan Nabil Husein

"Apakah ada riwayat daerah sejahtera ketika ada tambang masuk ke daerah itu? Lihat saja apa yang terjadi di Kukar, lalu Desa Mulawarman yang penduduknya tergusur karena hadirnya tambang. Belum lagi kondisi Samarinda yang mendapatkan banjir semakin parah karena banyaknya izin tambang di ibukota. Pemerintah seperti tak belajar dari apa yang sudah terjadi," ucapnya.

Untuk kawasan Karst sendiri, Mapala se Kaltim, hingga kini belum dapatkan kejelasan jelas apakah pabrik-pabrik semen ini sudah disetujui atau tidak oleh pemerintah.

Baca: Kapolri Terharu Saat Bertemu Personel di Kaltim

"Sudah lebih setahun sejak kami lakukan aksi penolakan pabrik semen, hingga kini sampai dimana kejelasan pabrik semen itu, belum ada yang disampaikan ke publik," ucap Alfin, Koordinator Aksi lainnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved