Tidak Ada Listrik di Pedalaman Siswa SMK Nyaris tak Bisa UNBK
PT PLN Rayon Nunukan menyarankan agar SMK bersurat langsung ke PLN Wilayah Berau sebagai pengambil kebijakan
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Siemanggaris nyaris tak bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Persoalannya, aliran listrik yang menghidupkan komputer sangat sulit diperoleh. Padahal Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie sudah memastikan Kalimantan Utara 100 persen mampu melaksanakan UNBK.
Kepala SMK Negeri Siemanggaris, Rusmini Hakim mengatakan, untuk mendapatkan pasokan listrik ke sekolah, pihaknya harus berjuang meminta kepada PLN.
Selain tidak ada aliran listrik pada siang hari di wilayah itu, sekolah di pedalaman yang dikelilingi perkebunan kelapa sawit itu memang belum dilengkapi dengan aliran listrik.
Rusmini memulai usahanya dengan bersurat kepada PT PLN Persero Rayon Nunukan. Dia memohon agar sekolah itu mendapatkan aliran listrik.
"PT PLN Rayon Nunukan menyarankan agar SMK bersurat langsung ke PLN Wilayah Berau sebagai pengambil kebijakan," ujarnya, Kamis (5/4/2018).
Untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik di sekolah yang mayoritas dihuni anak- anak buruh perkebunan kelapa sawit itu, dia juga bermohon kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit agar bisa meminjamkan jaringan listrik. Dia berharap, dengan kesediaan pihak perusahaan meminjamkan jaringannya, PT PLN Persero mau menyalurkan listrik ke sekolah tersebut.
"Seminggu setelah surat resmi sampai, bantuan tiang listrik, kabel sekaligus teknisi datang ke Siemanggaris," ujarnya.
PT PLN Persero Wilayah Berau juga memberikan jaminan untuk menyalurkan listrik selama 24 jam untuk mengawal pelaksanaan UNBK. "Jadi untuk 4 hari saja," katanya.
Pihaknyapun merasa bersyukur karena 46 siswa SMK Siemanggaris akhirnya bisa mengikuti UNBK pada tahun ini. "17 orang dari Jurusan Otomotif dan 29 Jurusan Pertanian," ujarnya.
Para peserta UNBK ini bisa leluasa mengikuti ujian. Pelaksanaan ujian dibagi menjadi dua sesi karena hanya ada satu ruang kelas tempat pelaksanaan ujian. "Sesi pertama pukul 08.00 - 10.00, sesi kedua pukul 10.00 - 12.00," ujarnya.
Tahun lalu, kata dia, UNBK digelar dengan menggunakan laptop pinjaman dari sejumlah warga.
Keberhasilan menjadi pelopor UNBK dengan hasil yang sangat memuaskan di Kabupaten Nunukan pada tahun lalu, membuat sekolah ini mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. "Kami mendapatkan PC sebanyak 35 unit plus 1 komputer operator," ujarnya.
Selain persoalan listrik, jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal para siswa juga menjadi persoalan tersendiri di SMK Negeri Siemanggaris.
Rusmini mengatakan, para siswa harus menempuh perjalanan yang begitu jauh dengan menembus perkebunan kelapa sawit agar bisa sampai di sekolah.
Untuk mengatasi persoalan ini, selama ujian para siswa diminta tinggal di lingkungan sekolah. "Jadi kami tampung mereka di rumah-rumah guru mengantisipasi cuaca," ujarnya. (*)