Edisi Cetak Tribun Kaltim
Novel Baswedan Sebut Nama Jenderal Terlibat Penyiraman Air Keras Terhadap Dirinya
Novel bahkan menilai pihak kepolisian enggan mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengaku telah melaporkan sosok jenderal yang diduga mendalangi aksi penyiraman air keras terhadap dirinya. Novel telah menyampaikan dugaannya itu ke polisi dan Komnas HAM.
"Saya melaporkan ke kepolisian dan ke Komnas HAM," kata Novel di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/4).
Novel tak mau mengumbar nama jenderal yang diduga berada di balik teror air keras yang menyebabkan matanya cedera.
"Saya tidak pada posisi menyebutnya di forum‑forum publik. Saya menyebutkan di tempat di mana mestinya disampaikan," ujarnya.
Baca: Pemuda yang Kejar Jokowi Bertelanjang Dada, Dikabarkan Dijemput Pihak Istana
Novel pun mengungkapkan kekecewaannya kepada polisi yang belum mampu mengungkap kasus penyerangan terhadap dirinya yang terjadi setahun lalu.
"Saya ingin menyampaikan bahwa ini tidak boleh dianggap sepele. Tidak boleh dibiarkan dan saya juga kecewa pada proses pengungkapan yang sampai sekarang belum juga diungkap," katanya.
Novel bahkan menilai pihak kepolisian enggan mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap dirinya.
"Saya sudah menyampaikan, seingat saya limabulan setelah saya di Singapura, saya menyampaikan bahwa saya yakin ini tidak akan diungkap. Apakah itu merupakan keengganan atau memang ada suatu kesengajaan, saya tidak tahu," katanya.
Baca: Ditanya Pilih Sophia Latjuba atau Ayu Ting Ting, Jawaban Robby Purba Bikin Heboh Netizen
Novel juga menyampaikan harapannya agar Presiden membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) atas teror yang dialaminya.
TGPF dibentuk agar Presiden tahu fakta yang selama ini tak terungkap.
"Saya berharap Bapak Presiden mengetahui fakta yang sebenarnya. Fakta yang bisa ditelusuri tim gabungan pencari fakta," katanya.
Menurutnya, TGPF tak akan mengambil alih tugas polisi karena TGPF hanya membantu tugas kepolisian. "TGPF hanya memberikan dukungan, penelusuran atas fakta‑fakta yang terlewat ataupun fakta‑fakta yang tidak diungkap," ujar Novel.
"Saya tidak sedang membicarakan kepentingan saya pribadi. Tapi saya sedang membicarakan kepentingan pemberantasan korupsi secara keseluruhan. Mestinya ini didukung oleh semua pihak, Bapak Presiden juga mestinya mendukung hal ini," kata Novel.