Kembali Makan Korban; Penipuan Bermodus Anak Masuk UGD Muncul Lagi, Pihak RS Angkat Bicara

Tiga hari terakhir, sudah ada ada 15 orangtua yang menanyakan pada pihak rumah sakit itu, apakah benar anaknya dirawat di UGD apa tidak.

ISTIMEWA
ILUSTRASI - Modus Penipuan 

Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Nalendro Priambodo

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Orangtua mana yang tak gusar, mendengar kabar anaknya tertimpa musibah dan dirawat di Unit Gawat Darurat.

Namun, jangan buru-buru panik, apalagi tak mengonfirmasikan kebenaran kabar ini. Salah-salah Anda menjadi korban penipuan, belasan juta rupiah bisa raib tak jelas rimbanya.

Baru-baru ini, beredar kabar di grup percakapan WhatsApp, yang mengabarkan tentang modus penipuan berkedok anak sakit dan dirawat di UGD Siloam Hospitals Balikpapan.

Setidaknya selama tiga hari terakhir, sudah ada ada 15 orangtua yang menanyakan pada pihak rumah sakit itu, apakah benar anaknya dirawat di UGD apa tidak. Modus penipuan lawas ini pun semakin berkembang.

Terbaru, dikabarkan ada 2 orangtua yang jadi korban, dan telah menyetorkan uang Rp 10 juta, ke nomor rekening penipu yang mengatasnamakan pihak rumah sakit swasta itu.

Kabar itupun dibenarkan oleh dr Emilia Saminoe, Head Emergency Siloam Hospitals, saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Rabu (2/5/2018) sore.

Menurutnya, modus penipuan seperti ini setidaknya sudah berlangsung sekitar dua tahun terakhir dan muncul kembali sekitar beberapa minggu terakhir.

Dari pengakuan beberapa orangtua yang hampir dan sempat jadi korban, sang pelaku, seringnya, laki-laki, langsung menelepon orangtua mengabarkan anaknya dirawat di UGD Siloam Hospitals, Balikpapan, entah kecelakaan di sekolah atau sepulang sekolahnya.

Si penipu, lanjut Emilia, langsung meminta ditransfer sejumlah uang ke rekening bank, yang pelaku berikan untuk biaya tindakan medis lanjutan, angkanya bervariasi Rp 10-19 juta.

"Sering sekali kasus kaya gini, sebaiknya kalau begini, bagusnya konfirmasi ke rumah sakit atau sekolah,"ujar Emilia

"Kalau orang tua kalut, bisa langsung transfer dia,"sambungnya.

Walaupun korbannya acak, dalam beberapa keluhan yang ia terima di UGD, pelaku bahkan mengetahui persis nomor telepon seluler orangtua korban, alamat, nama lengkap anak, dan asal sekolah.

Memanfaatkan sedikit informasi ini, pelaku dapat memanfaatkan sedikit celah kepanikan untuk mengibuli calon korbannya.

"Tahun lalu, banyak orangtua SMP, sekarang SMA, kebanyakan orangtua berusia 40 tahun, ada yang bekerja kantoran dan ada yang pakai mobil juga,"ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved