Tekanan Eksternal, Lelang Surat Utang Negara Sepi Peminat
Untungnya, Desmon menilai, sentimen dari dalam negeri, seperti tingkat inflasi April 2018 yang mencapai 3,41%, bisa jadi sentimen positif.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Pemerintah kembali mengelar lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (8/5) nanti. Namun, analis memprediksi, lelang itu bakal sepi peminat karena tekanan eksternal masih menghantui pasar obligasi dalam negeri.
Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, jumlah penawaran yang akan masuk dalam lelang SUN pekan depan hanya berkisar Rp 20 triliun-Rp 25 triliun.
"Kemungkinan pelemahan penawaran yang masuk dalam lelang SUN masih akan berlanjut, kemarin saja pemerintah hanya memenangkan tidak sampai 50% dari jumlah penawaran yang masuk, berarti rendah," kata dia, Jumat (4/5).
Asal tahu saja, pada lelang SUN yang dilaksanakan pada 24 April lalu, pemerintah hanya menyerap Rp 6,15 triliun saja dari jumlah penawaran yang sebesar Rp 17,02 triliun.
Penyebab lesunya pasar SUN adalah isu eksternal, seperti potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif, diikuti dengan menguatnya indeks dollar dan yield US Treasury yang kembali mendekati 3%.
Untungnya, Desmon menilai, sentimen dari dalam negeri, seperti tingkat inflasi April 2018 yang mencapai 3,41%, bisa jadi sentimen positif.
Desmon menambahkan, data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rencananya akan rilis pada Senin (7/5), berpotensi menjadi katalis positif bagi lelang SUN pekan depan.
Di tengah sentimen eksternal yang banyak memberikan ketidakpastian, Desmon memperkirakan seri SUN tenor tiga bulan hingga satu tahun akan banyak diburu investor.
"Sekarang harga seri tenor panjang relatif tertahan pelemahannya, seperti tenor 10 tahun yang relatif stabil," ujar Desmon. Sementara seri SUN tenor menengah masih akan volatil dan biasanya dihindari investor.
Dengan perkiraan jumlah penawaran masuk sepi, Desmon memprediksi lelang SUN pekan depan tidak akan mencapai target indikatifnya. "Pemerintah baiknya jangan memaksakan, nanti malah kasih yield tinggi dan bisa membebani," tutur dia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, ada lima seri yang akan ditawarkan. Di mana satu seri merupakan seri anyar, yakni SPN12190510.
Empat seri lainnya adalah seri lawas, yang terdiri dari SPN12180809, seri FR0063, FR0065 dan FR0075. Target indikatif yang ditetapkan pemerintah untuk lelang ini mencapai Rp 17 triliun. (*)