Penerimaan BC Hingga Mei Ini Mencapai 128 Persen
Tentunya penerimaan bea cukai tahun ini lebih tinggi dari tahun kemarin. Memang target penerimaan setiap tahun itu meningkat
Penulis: Junisah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Tarakan, Sutikno mencatat peneriman bea cukai Tarakan hingga Mei 2018 telah mencapai 128 persen dari target yang dibebankan negara.
"Tentunya kenaikan penerimaan bea cukai tahun ini lebih tinggi dari tahun kemarin. Memang target penerimaan setiap tahun itu meningkat. Alhamdulillah realisasi penerimaan bea dan cukai Tarakan sampai Mei ini sudah tercapai," ucapnya, Jumat (25/5/2018).
Saat ditanya, berapa jumlah target penerimaan yang dibebankan negara kepada Bea dan Cukai Tarakan, kata Sutikono ia kurang hafal. Hanya saja target sampai Mei ini telah tercapai. "Saya tidak hafal berapa besarannya, hanya saja sampai Mei ini alhamdulillah sudah tercapai," katanya.
Sutikno mengatakan, penerimaan bea dan cukai Tarakan didapatkan dari bea masuk dan bea keluar. Bea masuk dari importasi alat-alat mendukung sektor pertambangan, permesinan untuk pengolahan hasil sawit, termasuk beberapa pendukung industri perikanan. Sedangkan bea keluar berasal dari produksi sawit untuk gernel yang ada biaya keluar.
"Dari dua penerimaan bea dan cukai ini yang paling besar penerimannya berasal dari bea masuk. Bea masuk itu berasal dari importasi alat-alat dan sudah ada dua kali kita terima sampai Mei ini, pertama Rp 2,4 miliar dan kedua Rp 1,6 miliar," ujarnya.
Sutikno mengatakan, bea masuk ini dari improtasi alat-alat dari sektor konstruksi untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tanah Kuning. "Sebab sebagaimana diungkapkan Gubernur Kaltara, bahwa Kaltara kedepan akan menjadi kawasan industri dan pelabuhan terpadu, sehingga kegiatan di Tanah Kuning ini terus berjalan," ucapnya.
Tak hanya itu, saat ini ada salah satu investor sedang mengerjakan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Tanjung Selor khususnya di daerah Tanjung Palas Timur. Rencananya PLTG ini untuk membangkitkan turbin dan diharapkan awal tahun 2019 PTLG ini sudah beroperasi.
Sutikno merasa yakin target penerimaan yang dibebankan negara dapat terlampaui. Berbagai upaya yag telah dilakukan seperti komuniksi dengan pelaku-pelaku usaha.
"Kami yakin dan optimistis dengan perkembangan Kaltara saat ini. Kami akan terus berupaya membina komunikasi dengan pelaku-pelaku usaha untuk melakukan kegiatan impor langsung itu di Kaltara, bukan di tempat lain. Jadi dengan komunikasi bersama pelaku usaha insallah penerimaan ini dapat tercapai," ungkapnya. (*)