Pilgub Kaltim 2018
Jelang Pencoblosan, Brimob Beri Perhatian Khusus terhadap Tiga Daerah Ini
"Tiga daerah itu prioritas, tapi daerah lain juga tetap kita laksanakan pengamanan maksimal," tegasnya.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Tidak sampai sebulan lagi, warga Kaltim melakukan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2018-2023.
Aparat keamanan pun telah siap dalam mengamankan setiap tahapan Pemilukada, termasuk personel Brimob Polda Kaltim.
Terdapat sekitar 900 personel Brimob Polda Kaltim yang ditugaskan untuk melakukan pengamanan, serta membantu setiap Polres di kota dan kabupaten di Kaltim.
"Kita sifatnya kalau ada konflik, kalau Polres membutuhkan bantuan atau kurang personel, termasuk penanganan teror, kita akan turun," ucap Kasat Brimob Polda Kaltim, Kombes Pol Mulyadi, Minggu (3/6/2018).
Terdapat dua kota dan satu kabupaten yang menjadi perhatian khusus pihaknya, yakni Samarinda sebagai ibu kota, dan Balikpapan, serta Penajam Paser Utara (PPU), yang tahun ini juga melaksanakan Pemilihan Bupati.
"Tiga daerah itu prioritas, tapi daerah lain juga tetap kita laksanakan pengamanan maksimal," tegasnya.
Baca juga:
Heboh di Medsos, Diduga Oknum Polisi dan Istri Pukul Pemilik Toko di Pusat Perbelanjaan
Duh, Rambut Keriting David Luiz Dimakan Jerapah Saat Berlibur di Kebun Binatang Dubai
Negosiasi Alot dengan Sarri, Chelsea Alihkan Bidikan ke Pelatih Asal Prancis?
Masih Kesal, Pemain Liverpool Ini Tak Ingin Ajak Bicara Rekan Setimnya; Bagaimana soal Piala Dunia?
Kendala yang saat ini dihadapi pihaknya yakni masalah jarak dari satu daerah ke daerah lainnya. Pasalnya tidak semua daerah di Kaltim, terdapat personel Brimob.
Pihaknya pun, dalam waktu dekat akan membangun Kompi Brimob di Berau dan Bontang.
"Kendalanya jarak saja, karena jauh-jauh daerah di sini, namun kita siap dalam pengamanan Pilkada," ucapnya.
Dia menilai, hingga saat ini kondisi situasi di Kaltim tergolong masih kondusif, bahkan dirinya menilai masyarakat Kaltim, termasuk mahasiswa sudah dewasa, dan tidak terpancing dengan isu-isu yang dapat mengakibatkan kericuhan.
"Masih landai-landai saja, aman. Kalau ada huru hara seperti demo berlangsung tertib, masyarakat dan mahasiswa dewasa," tutupnya. (*)