Wabup Kutim Datangi Pemulung di TPA Batota, Ini yang Dilakukan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kawasan Batota, Jalan Poros Sangatta-Bengalon, Sangatta Utara pun sudah mulai penuh sampah.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Volume sampah di Kabupaten Kutai Timur terus meningkat setiap tahunnya. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kawasan Batota, Jalan Poros Sangatta-Bengalon, Sangatta Utara pun sudah mulai penuh. Bahkan sudah mulai meluber ke jalan masuk.
Untuk mengakalinya, petugas UPT TPA menekan-nekan sampah tersebut dan meminta para pemulung memilah sampah yang masih bisa dimanfaatkan.
Peran petugas sampah maupun pemulung dalam pengelolaan sampah sangat dirasakan Wabup Kasmidi Bulang. Sabtu (9/6) kemarin, bersama Ketua Ikatan Wanita Sulawesi Selatan (IWSS) yang tak lain istrinya, Tirah Satriani dan organisasi hijabers Kutim meninjau lokasi pembuangan akhir sekaligus bertatap muka dengan para pemulung.
Baca: Razia Gabungan di Kawasan Tol Kilometer 13, Sebanyak 26 Kendaraan Diamankan
Di tempat tersebut, mereka memberi bantuan pakaian bekas layak pakai, makanan untuk berbuka puasa dan bantuan uang bagi anak-anak pemulung.
"Kita memanfaatkan bulan penuh berkah ini untuk berbagi pada sesama. Termasuk di kawasan TPA ini, ada masyarakat kita yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan. Peran mereka demi kebersihan di Kutim juga besar, sehingga perlu kita tinjau juga," ungkap Kasmidi.
Baca: Harga Kebutuhan Pokok di Sangatta Melonjak, tapi Stok Aman hingga Lebaran
Peninjauan ke TPA Batota juga dilakukan untuk melihat langsung kondisi TPA yang diperkirakan sudah tak bisa digunakan lagi pada akhir 2018 mendatang.
"Saya dapat informasi, SKPD terkait, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tengah mengusulkan TPA baru. Karena TPA Batota sudah penuh dan tak bisa dipaksakan terus. Salah satu stakeholder yang diharapkan bisa membantu, PT KPC. Sementara di Batota, tidak hanya area pembuangan, tapi ada pula pengolahan dan pemukiman," ungkap Kasmidi.
Ia berharap, setelah mendapat lahan untuk relokasi, kawasan pembuangan akhir lebih tertata. Termasuk yang berkaitan dengan pemukiman para pemulungnya. Karena melihat banyak juga anak-anak yang tumbuh di kawasan tersebut, sehingga perlu penataan pemukiman yang sehat bagi anak-anak pemulung tersebut.
Baca: Anggota DPRD Kaltim Kembalikan Parsel Rp 10 Jutaan, Ini Alasannya
Senada, Ketua IWSS Kutim Tirah Satriani mengatakan kunjungan dalam rangkaian kegiatan IWSS Berbagi, masuk dalam kegiatan rutin IWSS. Peran pengurus yang ingin berbagi dengan kaum yang benar-benar membutuhkan. (*)