Breaking News

BREAKING NEWS - Kapal Pengangkut Pakaian Bekas Tenggelam di Sekitar Sangalaki, Begini Dampaknya

Belum diketahui secara pasti, apa penyebab kapal tersebut tenggelam, demikian pula soal ada atau tidaknya korban jiwa dalam kejadian ini.

HO
Kapal Pengangkut Pakaian Bekas Tenggelam di Perairan Sangalaki, Begini Dampaknya 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Sebuah kapal klotok atau kapal motor tradisional yang sedang mengangkut pakaian bekas atau bisa disebut rombengan, dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau.

Informasi dibenarkan oleh Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo.

"Kami mendapatkan laporan dari petugas di Tanjung Batu kalau ada kapal yg membawa pakaian bekas dari Malaysia, tenggelam di sekitar perairan Sangalaki dan mengakibatkan tertutupnya terumbu karang di sekitarnya," kata Agus Tantomo, Kamis (28/6/2018) Pukul 23.35 Wita tadi.

Belum diketahui secara pasti, apa penyebab kapal tersebut tenggelam, demikian pula soal ada atau tidaknya korban jiwa dalam kejadian ini.

Namun dari beberapa foto yang dikirimkan oleh Agus Tantomo melalui pesan whatsaap, ratusan atau bahkan mungkin ribuan pakaian bekas menutupi terumbu karang di sekitarnya.

Baca juga:

Uji Materi Ditolak MK, Ketua DPP Demokrat Makin Yakin JK-AHY Pas Berduet di Pilpres 2019

Perkenalkan Jajaran Pelatih Anyar Borneo FC U-19, Ini Kata Nabil

Hasil Quick Count Tunjukkan Keunggulan Ridwan Kamil, Begini Respon Sudrajat

Sandiaga Uno Rayakan Ulang Tahun ke-49, Fan Persija Tagih Janji Stadion Baru

Rencananya, Jumat (29/6/2018) ini, Wakil Bupati Agus Tantomo, bersama komunitas Berau Journalist Diver dan Freediver Berau, akan melakukan pembersihan karang dari pakaian bekas yang tersebar di lautan.

"Jangan tunda-tunda (pembersihan). Nanti pakaiannya menyebar kemana mana," tegasnya.

Pakaian-pakaian bekas tersebut selain merusak pemandangan dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan terumbu karang.

Selain itu, keberadaan pakaian dengan warna-warna mencolok tersebut juga dikhawatirkan membuat pari manta, yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan, akan enggan mendekat. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved