Tercemar Ribuan Pakaian Bekas, Pembersihan Pulau Sangalaki Masih Berlanjut

Pasalnya menurut informasi, ada sekitar 600 bal pakaian bekas yang setiap bal-nya terdapat seribu lembar pakaian.

TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Upaya pembersihan terumbu karang dari ribuan pakaian bekas ini harus dilakukan hati-hati, mengingat terumbu karang sangat rapuh dan memerlukan waktu bertahun-tahun hanya untuk tumbuh beberapa centimeter saja. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geagry Necolsen

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Meski telah beberapa hari melakukan upaya pembersihan, perairan di sekitar Pulau Sangalaki masih tercemar oleh ribuan pakaian bekas.

Pasalnya menurut informasi, ada sekitar 600 bal pakaian bekas yang setiap bal-nya terdapat seribu lembar pakaian.

Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terus melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, untuk penanganan ribuan pakaian bekas yang tercecer terumbu karang sekitar pulau ini.

Baca: Ibu dan Dua Anaknya Ditemukan Tewas, Si Bungsu Masih Hilang dalam Insiden KM Lestari Maju

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau Rahmadi, mengatakan Pulau Sangalaki berada di bawah kewenangan BKSDA. Pasalnya pulau tersebut merupakan kawasan konservasi.

Pihaknya berharap, persoalan ini bisa segera ditangani. Pasalnya, ribuan lembar pakaian bekas yang tersangkut di terumbu karang tersebut, dikhawatirkan akan merusak ekosistim laut, termasuk terumbu karang itu sendiri.

“Ceceran pakaian bekas itu pasti sangat berpengaruh terhadap terumbu karang,” tegasya, Rabu (4/7/2018).

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Berau, BKSDA Kaltim, Aganto Seno mengatakan, pihaknya juga terus berupaya membersihkan ceceran pakaian bekas, bekerjasama dengan pengelola resort dan sejumlah komunita selam.

Seno menambahkan, proses pembersihan ini harus dilakukan secara hati-hati.

Baca: Masih di Polandia, Egy Maulana Beri Semangat untuk Timnas U-19 Indonesia

Pasalnya, pakaian yang menyangkut di terumbu karang harus dilepaskan secara pelan-pelan, karena terumbu karang sangat rapuh dan membutuhkan waktu bertahun-tahun hanya untuk tumbuh beberap acentimeter saja.

Karena itu, Seno mengatakan, perlu waktu selama beberapa pekan untuk memastikan tidak ada lagi pakaian yang mencemari terumbu karang.

Dirinya juga menduga, ada beberapa terumbu karang yang telah mengalami kerusakan akibat terkena badan kapal.

“Saat ini kami hanya fokus untuk meminimalisir kerusakan terumbu karang,” ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah komunitas selam seperti Berau Journalist Diver, Freediver Berau dan Puri Berau ikut serta dalam proses pembersihan terumbu karang dari pakaian-pakaian bekas ini.

Baca: Satu Lagi TKW Lolos dari Hukuman Pancung di Saudi, Nurkoyah Manan Pilih Pulang ke Indonesia

Tidak semua pakaian bisa terangkut, lantaran jumlahnya yang terlalu banyak.

Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo berharap, masyarakat juga ikut membantu membersihkan pakaian bekas ini dari wilayah perairan.

“Karena jumlah sangat banyak, tidak mungkin semua kami bersihkan,” kata Agus. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved