Ini Dia Jenis-jenis Pohon yang Dibibitkan Pecinta Sungai Karang Mumus Samarinda
Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) Sungai Karang Mumus (SKM) terus melakukan pembibitan vegetasi yang akan ditanam di sepanjang bantaran SKM.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Tribun Kaltim Rafan A Dwinanto
TRIBUN KALTIM.CO, SAMARINDA - Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) Sungai Karang Mumus (SKM) terus melakukan pembibitan vegetasi yang akan ditanam di sepanjang bantaran SKM.
Namun, proses pembibitan tak mudah.
Perawatan merupakan hal yang mutlak karena tanpa perawatan, maka tingkat pertumbuhan bibit yang ditanam hanya sekitar 25 persen.
Koordinator Umum GMSS-SKM, Yustinus Sapto Hardjanto menuturkan, ada sekitar 9.000 bibit, antara lain Bungur sebanyak 4.262 bibit, Kademba 420, Singkuang 1.615, Putat 260, dan bibit pohon Bengalon sebanyak 870 polibag.
Baca: Warga Tarakan Kaget Elpiji 3 Kilogram Dijual Rp 60.000 per Tabung!
Bibit pohon tersebut sudah siap tanam karena tingginya sudah di atas rumput liar, sehingga bagi warga mana saja yang ingin berpartisipasi menanam, GMSS-SKM mempersilakan.
Pasalnya lima tahun ke depan dan seterusnya, manfaat pohon ini akan bisa dirasakan terutama oleh warga Samarinda," kata Yustinus.
Selain mengajak menanam, GMSS-SKM juga mengajak warga berpartisipasi merawat baik tanaman yang sudah ditanam maupun SKM, sehingga bagi yang berminat dipersilakan datang ke Sekolah Sungai sekaligus Posko GMSS-SKM yang berlokasi di Muang Ilir, Lempake, Kecamatan Samarinda Utara.
Baca: Cantik dan Membumi, Beginilah Keseharian Presiden Kroasia yang Curi Perhatian di Piala Dunia 2018
Yustinus juga mengatakan bahwa makin hari ancaman terhadap eksistensi SKM semakin besar.
Terutama membersihkan area kanan kiri dari permukiman.
"Namun sejak saat itu hingga sekarang belum juga mampu mencegah tumbuh dan berkembangnya area permukiman di bagian tengah menuju hulu. Pemerintah juga gagal mempertahankan area tangkapan dan resapan air, termasuk perlindungan air di daerah aliran sungai (DAS) Karang Mumus," tutur Yus.
Yus juga mengatakan bahwa Samarinda sampai saat ini gagal menambah luasan hutan kota untuk memenuhi syarat minimal, karena luasan hutan kota masih sangat jauh dari yang diisyaratkan untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan hidup. (*)